KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Indonesia Kendaraan Terminal Tbk (IPCC) menargetkan kenaikan pada sisi
top line dan
bottom line di akhir tahun ini. Direktur Keuangan IPCC Sugeng Mulyadi saat dihubungi KONTAN mengatakan bahwa target pendapatan untuk tahun 2018 sebesar Rp 585 miliar atau naik 38,6% dari pendapatan 2017 sebesar Rp 422 miliar. "Laba bersih tahun ini juga diharapkan naik 69% menjadi Rp 220 miliar dari laba 2017 sebesar Rp 130 miliar," jelasnya, Jumat (10/8).
Sugeng juga bilang, jumlah belanja modal atau
capital expenditure (capex) tahun ini sebesar Rp 680 miliar. "Sumbernya dananya dari pelaksanaan penawaran umum perdana atau
initial public offering (IPO). Saat ini dana hasil IPO sudah terserap Rp 10 miliar yang digunakan untuk pengembangan IT dan pembelian peralatan atau perlengkapan terminal di Tanjung Priok," tandasnya. Sedangkan sebagian besar capex akan dipakai untuk pembayaran sewa lahan di Tanjung Priok untuk jangka waktu 5 tahun di muka dan untuk pembelian aset IPCC. "Hal ini untuk menjamin kelangsungan usaha perseroan di jangka panjang dan unruk memperkuat struktur modal perusahaan," tambah Sugeng. Sementara itu, Presiden Direktur IPCC Chiefy Adi Kusmargono mengatakan, IPCC juga memiliki sejumlah rencana pengembangan atau ekspansi di tahun ini adalah mewujudkan IPC Car Terminal Incorporated dengan pengoperasian terminal kendaraan di Makassar, Balikpapan/Samarinda, Lampung, Pontianak, Palembang dan Bangka. "Rencana ekspansi ini sudah ada MoU dengan Pelindo II dan Pelindo IV. Saat ini, kami telah menjadi operator untuk pengoperasian Dermaga eks Presiden trayek Jakarta-Lampung dan sudah ada penambahan satu hektare untuk dermaga tersebut," ungkap Chiefy. Chiefy juga bilang IPCC turut meraih pasar untuk transhipment Roro Services yakni pemindahan seluruh kendaraan dari PT Pelabuhan Tanjung Priok ke IPC Car Terminal 100%," tambahnya. Sekadar info, IPCC membukukan kinerja yang cukup positif pada semester I 2018. Dalam laporan keuangan Semester I 2018 tersebut, IPCC membukukan kenaikan penjualan dan pendapatan sebesar 28% menjadi Rp 250,3 miliar dari Rp 196 miliar pada periode yang sama di tahun 2017. Dari sisi kinerja operasional, peningkatan volume throughput CBU Cars meningkat 10%. Sedangkan dari throughput Alat Berat meningkat secara signifikan sebesar 77,6%. “Hal ini disebabkan karena tingginya kebutuhan alat berat pada industri pertambangan dan pembangunan infrastruktur nasional,” terang Chiefy. Beban pokok penjualan dan pendapatan juga naik 10% menjadi Rp 106 miliar dari Rp 96 miliar pada periode yang sama di tahun sebelumnya. Walaupun demikian, IPCC tetap mencatatkan kenaikan Laba Bersih sebesar 58% menjadi Rp 95 miliar pada periode Juni 2018 dari Rp 60 miliar periode yang sama di tahun sebelumnya.
Net margin pun naik sebesar 37.9% dibanding periode yang sama di tahun lalu sebesar 30.7%. Adapun EBITDA pada Semester I-2018 ikut meningkat 46% dari Rp 81,54 miliar menjadi Rp 124,65 miliar. Marjin EBITDA naik menjadi 49,81% menjadi 41,67%. Total Aset IPCC pada periode enam bulan pertama 2018 ini naik sebesar 6,5% menjadi Rp 356,52 miliar dari Rp 334,74 miliar pada akhir tahun lalu. Total Ekuitas turun sebesar 4% menjadi Rp 227,79 miliar dari Rp 237,04 miliar. “Namun, ekuitas pada 30 Juni 2018 ini belum termasuk proceeds hasil IPO yang masuk pada tanggal 6 Juli 2018,” tandas Chiefy.
Sementara itu, total Liabilitas pada Juni 2018 ini naik sebesar 32% menjadi Rp 128,73 miliar dari Rp 97,69 miliar pada akhir tahun lalu. IPCC telah melakukan pembayaran dividen periode 31 Desember 2017 pada bulan Maret 2018, dengan
dividend payout ratio 80% sebesar Rp 104 miliar. “Sedangkan untuk tahun buku 2018, dividen per Desember 2018 telah dibagikan kepada para investor terhitung tanggal 1 Januari 2018, meski IPO baru dilakukan tanggal 9 Juli 2018 kemarin,” jelas Chiefy. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Agung Jatmiko