KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana untuk membawa unit bisnis 7-Eleven di Amerika Serikat ke pasar saham melalui penawaran umum perdana (IPO) menjadi langkah penting dalam upaya keluarga pendiri Seven & i Holdings, yaitu keluarga Ito, untuk mempertahankan kendali atas perusahaan tersebut. Namun, langkah ini membawa tantangan dan risiko yang tidak bisa diabaikan.
Latar Belakang
Seven & i Holdings, induk perusahaan 7-Eleven, menghadapi ancaman pengambilalihan dari perusahaan Kanada, Alimentation Couche-Tard. Sebagai respons, keluarga Ito, melalui manajemen perusahaan, mengusulkan pembelian manajemen (management buyout) senilai 9 triliun yen (sekitar US$57 miliar).Analisis Strategi IPO
Sebelum pendekatan Couche-Tard, Seven & i hanya merencanakan IPO untuk bisnis supermarket mereka di Jepang. Oleh karena itu, langkah untuk melistingkan unit AS ini lebih merupakan respons taktis terhadap ancaman akuisisi daripada keputusan strategis jangka panjang. Unit 7-Eleven di AS mencakup 95% dari pendapatan eksternal segmen toko serba ada global Seven & i. Namun, margin laba unit AS masih tertinggal dibandingkan Couche-Tard, yang dapat memengaruhi valuasi IPO.- EBITDA bisnis internasional Seven & i diperkirakan mencapai 563 miliar yen untuk tahun fiskal yang berakhir pada Februari 2025.
- Dengan menggunakan kelipatan EBITDA Couche-Tard sebesar 11 kali, unit 7-Eleven di AS bernilai sekitar US$38 miliar.
- Untuk mencapai target penggalangan dana sebesar 1 triliun yen, Seven & i harus menjual sekitar 17% saham unit bisnis tersebut. Namun, jika valuasi lebih rendah, persentase saham yang dijual harus lebih besar.