IPO anak usaha BUMN konstruksi mundur



JAKARTA. Aksi penawaran saham perdana atau initial public offering (IPO) yang ditunggu pasar terpaksa mundur dari jadwal semula. Ada dua anak usaha emiten Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang seharusnya IPO di awal tahun ini. Mereka adalah PT Waskita Beton Precast dan PT PP Properti.

Waskita Beton, anak usaha PT Waskita Karya Tbk (WSKT) awalnya akan melepas 25%-30% di tahun ini. Namun, aksi tersebut tak bisa berlangsung di 2015. Menurut Haris Gunawan, Sekretaris Perusahaan PT Waskita Beton Precast ini karena sang induk WSKT berencana menerbitkan saham baru dengan Hak Memesan Efek Terlebih Dahulu (HMETD) atau rights issue. Sehingga, aksi itu bakal menguras banyak waktu WSKT.

Selain itu, ada aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yang meminta laporan keuangan selama tiga tahun bagi calon emiten. Padahal, Waskita Beton baru berdiri Oktober 2014.


Tapi WSKT sepertinya cukup ngotot untuk melepas anak usaha di bisnis precast. Haris mengatakan, IPO Waskita Beton akan dilakukan pada awal 2016. Maka untuk menyiasatinya, Waskita Beton akan mengakuisisi sebuah perusahaan precast yang telah berdiri lebih dari tiga tahun.

Antonius Yulianto, Sekretaris Perusahaan WSKT menambahkan, perusahaan tersebut memiliki kapasitas yang hampir sama dengan Waskita Beton Precast. Namun nilai perusahaan tak terlalu tinggi dengan umur ekonomis yang masih panjang. WSKT pun akan merampungkan akuisisi tersebut di semester I-tahun ini.

IPO PP Properti

Kalau rencana IPO, anak PT PP Tbk (PTPP) yakni PT PP Properti hanya mundur sesaat. Jika semula PTPP menargetkan bisa melepas anak usaha di bidang properti pada kuartal I tahun ini. Rencana mundur menjadi kuartal II di tahun ini. "Memang prosesnya panjang. Seleksi underwriter butuh waktu," jelas Taufik Hidayat, Sektetaris Perusahaan PTPP, kepada KONTAN.

PP Properti juga masih yakin bisa mengantongi dana Rp 1,2 triliun hingga Rp 1,5 triliun. PP Properti nantinya melepas 30%-35% saham ke publik. Dana hasil IPO untuk mengembangkan bisnis properti.

PP Properti yakin bisnisnya tumbuh tinggi 2,5 kali lipat di tahun ini. Ini berasal dari marketing sales PP Properti bisa naik dari Rp 1 triliun di 2014 menjadi Rp 2,2 triliun di 2015. Lalu penjualan bisa naik dari Rp 500 miliar menjadi Rp 1,2 triliun. Sehingga laba akan menebal dari Rp 115 miliar menjadi Rp 290 miliar.

Waskita Beton pun tak mau ketinggalan. Manajemen menargetkan, pendapatan 200% menjadi Rp 3 triliun. Ini didorong oleh pengerjaan tol Bekasi-Cawang-Kampung Melayu (Becakayu) yang digarap PT Waskita Toll Road. Waskita Beton berharap new order book tumbuh 25%-30% menjadi Rp 4 triliun. Sedangkan dari laba diestimasi bisa mencapai Rp 330 miliar atau tumbuh 11% dari 2014.

Kepala Riset Woori Korindo Securities, Reza Priyambada melihat, perusahaan sektor properti dan konstruksi BUMN bakal paling diminati di tahun ini. Waktu IPO yang paling baik pada kuartal I tahun ini dibanding kuartal II. Sebab menurut dia, optimisme pelaku pasar saat pembukaan tahun.

Namun jika memilih IPO di 2016 Reza, belum ada gambaran kondisi ekonomi secara detil. "Cuma berharap pemulihan ekonomi global dua tahun ke depan, " ujar dia.  

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana