KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Emiten asuransi, PT Asuransi Digital Bersama Tbk (
YOII) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia pada Rabu (8/1). YOII mencatatkan kelebihan permintaan alias
oversubscribe sebanyak 18,35 kali pada hajatan penawaran umum perdana saham atau
initial public offering (IPO). Setelah resmi melantai, harga saham YOII naik 22% atau berada di level 122 per saham pada pukul 09.00 WIB.
Direktur Utama PT Asuransi Digital Bersama Tbk (YOII) Adi Wibowo Adisaputro mengatakan bahwa YOII bangga dapat tercatat menjadi emiten pertama yang melakukan
listing 2025.
Baca Juga: Asuransi Digital Bersama (YOII) Resmi Melantai di BEI, Sahamnya Naik 22% "Puji syukur kepada Tuhan Yang Maha Esa, pada hari ini kami berhasil mencapai
milestone baru melalui IPO yang merupakan aksi korporasi strategis," kata Adi di BEI, Rabu (8/1). Adi mengatakan mengatakan YOII optimistis awal tahun 2025 ini menjadi waktu yang tepat untuk melenggang di Pasar Bursa Indonesia. YOII tentunya memiliki harapan dapat terus memberi dampak positif bagi industri keuangan Nasional dan industri asuransi khususnya melalui IPO. YOII menawarkan saham kepada publik sebanyak 412 juta lembar saham atau sebesar 12,03% dari jumlah seluruh modal ditempatkan dan disetor penuh dalam perusahaan setelah IPO dengan nilai nominal Rp 100. Dengan begitu, perusahaan akan menerima dana segar sebanyak-banyaknya sebesar Rp 41,21 miliar.
Baca Juga: Setelah Saham RATU, Ini 4 Saham IPO yang Masih Menerima Pemesanan Seluruh dana yang diperoleh dari hasil penjualan saham yang ditawarkan melalui IPO, setelah dikurangi biaya-biaya emisi akan digunakan seluruhnya untuk modal kerja dalam rangka memperkuat struktur permodalan perseroan. Adi merinci sekitar 80% akan dipergunakan untuk biaya
marketing untuk mendukung strategi usaha, distribusi produk, dan
brand awareness perusahaan.
Sisanya sekitar 20% akan dipergunakan untuk pengembangan aplikasi atau
insurance wallet beserta infrastruktur penunjang seperti data
center, web hosting, system security, dan penggunaan kecerdasan buatan (AI), serta pengembangan sumber daya manusia di mana di dalamnya terdapat biaya perekrutan karyawan baru untuk teknologi informasi, teknis, dan operasional.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi