IPO bisa jadi momentum bagi unicorn untuk mengembangkan bisnis



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Melantainya startup yang berstatus unicorn dinilai akan memberi daya tarik bagi pasar modal. Analis Phillip Sekuritas Indonesia Anugerah Zamzami Nasr mengatakan, ada sejumlah benefit yang akan didapatkan oleh unicorn apabila mencatatkan sahamnya di bursa.

Dengan mencatatkan saham di bursa, unicorn bisa mendapat perhatian lebih dari publik. Tata kelola (governance), profesionalisme, dan path to profitability akan menjadi perhatian lebih dibanding jika mereka dalam status perusahaan tertutup (stay private). “Bisa jadi, ini menjadi katalis untuk growth yang lebih tinggi ke depan. Juga meningkatkan brand profile-nya,” terang Zamzami kepada Kontan.co.id, Senin (15/2).

Meski demikian, dia menilai langkah untuk melakukan penawaran umum perdana (IPO) tergantung dari masing-masing unicorn, karena hal tersebut menjadi langkah strategis suatu unicorn. “Apalagi walaupun memang tidak IPO, misal pendanaan masih secure dari sumber lain contohnya,” sambung dia.


Dari segi waktu, Zamzami menilai tepat-tepat saja bagi unicorn untuk melantai saat ini. Hal ini karena likuiditas sedang melimpah dan juga sedang dalam era suku bunga rendah. Sehingga, harapannya, IPO unicorn ini mampu menarik banyak investor untuk menggalang dana dalam jumlah besar. “Tetapi karena keputusan ini strategis, jadi tergantung kebutuhan masing-masing unicorn,” pungkas dia.

Baca Juga: Begini langkah BEI dalam menyambut perusahaan unicorn untuk IPO

Dihubungi secara terpisah, Harumi Supit, Head of Corporate Communication OVO mengatakan, untuk saat ini OVO masih akan berfokus pada peningkatan pelayanan terlebih dahulu, dibandingkan dengan aksi korporasi seperti IPO. “Kami sedang fokus pada peningkatan layanan yang kini berkembang mencakup layanan asuransi, investasi dan pinjaman, serta tentunya pembayaran digital,” terang Harumi kepada Kontan.co.id, Senin (15/2).

Harumi melanjutkan, OVO sebagai satu-satunya unicorn fintech Indonesia saat ini berfokus pada pengembangan layanan finansial sesuai roadmap strategis yang telah dicanangkan, dengan harapan dapat menghadirkan solusi untuk kebutuhan masyarakat sekaligus mempercepat inklusi keuangan yang menjadi visi OVO.

Hal ini sangat mendesak mengingat adanya puluhan juta penduduk Indonesia yang belum memiliki akses terhadap layanan finansial. Seiring dengan fokus utama saat ini dalam mendorong transformasi digital dan inklusi keuangan di Indonesia, terlebih usia OVO yang baru beranjak 3 tahun, OVO  akan terus berupaya meningkatkan pelayanan.

Hal ini demi meraih kepercayaan dan loyalitas masyarakat, sekaligus melayani kebutuhan finansial masyarakat. “Sejauh ini, sudah sangat luar biasa kemajuan yang tercapai berkat dukungan yang diberikan pengguna, merchant dan partner OVO sehingga kami dapat terus berkembang meski di tengah pandemi Covid-19,” pungkas Harumi. 

Baca Juga: KPPU belum terima notifikasi merger Gojek-Tokopedia

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati