KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Dalam 10 tahun terakhir pertumbuhan perusahaan tercatat alias emiten baru di Bursa Efek Indonesia (BEI) melesat tajam. Pada 2014, jumlah emiten hanya ada 506, namun per Jumat (18/10) sudah ada 939 emiten. Pada tahun pelantikan Presiden Joko Widodo, ada 24 perusahaan baru yang melantai dengan nilai emisi mencapai Rp 9 triliun. Per Jumat (18/10), sudah ada 36 emiten baru dengan nilai Rp 5,42 triliun. Rata-rata dalam 10 tahun terakhir ada penambahan sekitar 43 emiten baru di bursa saham. Jika dicermati lonjakan pertumbuhan emiten baru terjadi di antara tahun 2016 sampai 2017.
Baca Juga: BEI Mendorong BUMN Jumbo IPO Tahun Depan Pada 2016 hanya ada 16 perusahaan tercatat dengan nilai emisi Rp 12,1 triliun. Namun di 2017, jumlah emiten baru meningkat menjadi 37 perusahaan baru dengan nilai Rp 9,6 triliun. Menariknya lagi sejak tahun 2018, tiba-tiba jumlah emiten baru menembus 57. Sampai akhirnya, jumlah pencatatan saham di BEI mencetak rekor pencatatan tertinggi pada 2023 sebanyak 79 emiten baru. Dalam 10 tahun terakhir, gelaran penawaran umum perdana saham alias Initial Public Offering (IPO) dari PT Bukalapak.com Tbk pada 2021 menjadi yang terbesar di Indonesia. Bukalapak menjadi perusahaan rintisan dengan skala decacorn yang berhasil melantai di BEI. Emiten dengan kode saham BUKA ini berhasil meraup dana segar Rp 21,9 triliun. Satrio Utomo, Pengamat Pasar Modal mengatakan berkaca dari gelaran para perusahaan teknologi, pasar modal Indonesia memiliki potensi dan kemampuan yang besar untuk menyerap IPO besar.
BUKA Chart by TradingView