IPO Mitratel dinilai bakal atraktif, apa daya tariknya?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Rencana initial public offering (IPO) PT Dayamitra Telekomunikasi atau Mitratel, anak usaha PT Telkom Indonesia Tbk (TLKM) terus bergulir. 

Senior Vice President Corporate Communication & Investor Relations Telkom Indonesia Ahmad Reza mengatakan, pihaknya sedang mempersiapkan agar IPO Mitratel dapat terlaksana tahun ini, dengan tetap memperhatikan perkembangan pasar.

Sejumlah analis menilai, aksi korporasi yang akan dihelat oleh Mitratel cukup aktraktif. 


Analis Henan Putihrai Sekuritas Steven Gunawan menilai, IPO Mitratel bakal diapresiasi pelaku pasar, terutama apabila EV/EBITDA dipatok di kisaran 12 kali-13 kali. 

Angka ini relatif murah dan setara dengan valuasi salah satu peers terbesar Mitratel, yakni PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR).

Baca Juga: Ingin Jadi Perusahaan Telekomunikasi Digital, Ini Strategi Telkom Indonesia (TLKM)

Terlebih, IPO Mitratel diwarnai dengan kedatangan investor internasional. yakni Abu Dhabi Investment Authority & GIC Singapore, juga Indonesia Investment Authority (INA) yang juga akan ambil bagian di IPO tersebut.

“Yang penting satu saja, valuasi EV/EBITDA harus berada di kisaran kompetitor lokalnya saat ini yang sebesar 12 sampai 13 kali,” terang Steven kepada Kontan.co.id, Kamis (21/10).

Jika valuasi Mitratel berada di atas level tersebut, maka aksi korporasi yang digelar dinilai kurang menarik. Pasalnya, ukuran perusahaan Mitratel setara dengan TOWR dan PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG), pemain eksisting saat ini.

Selain itu, rencana IPO Mitratel bakal membantu mengurangi beban pendanaan bagi TLKM. Alhasil, membuka ruang baru bagi rencana pendanaan TLKM di masa mendatang.

Analis Sucor Sekuritas Hendriko Gani mengatakan, tingkat tenancy ratio Mitraltel memang lebih rendah daripada peers-nya seperti TOWR danTBIG. Namun yang menarik adalah, Mitratel punya banyak menara di pinggiran (rural) area.

“Sekarang masih sedikit operator yang masuk ke rural area. Jadi ini bisa menarik buat Mitratel kalau operator mulai ke rural area,” terang Hendriko kepada Kontan.co.id, Kamis (21/10).

Reza menyebut, saat ini Mitratel telah sukses menjadi perusahaan tower terbesar di Indonesia dengan kepemilikan lebih dari 28.000 tower.  “Hal ini akan memperkuat positioning Mitratel dalam mendukung kebutuhan para tenant, terlebih masuknya era 5G di Indonesia yang berpeluang besar bagi bisnis menara telekomunikasi,” terang Reza, Kamis (21/10).

Selanjutnya: Dua anak usaha BUMN, Mitratel dan PGE, bersiap IPO, adakah jatah saham untuk INA?

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi