KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Satu lagi calon emiten segera melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI). Adalah PT Pelayaran Kurnia Lautan Semesta Tbk yang dalam proses initial public offering (IPO) dengan target dana sebesar Rp 75,6 miliar hingga Rp 78,84 miliar. Saat ini calon emiten dengan kode saham KLAS tengah menggelar bookbuilding sejak Selasa (23/5) hingga Jumat (26/5). Perusahaan yang bergerak di bidang angkutan laut dalam negeri barang umum ini menawarkan 540 juta saham biasa yang merupakan saham baru atau 24,94% dari jumlah seluruh modal yang ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
Adapun nilai nominal saham yang dilepas adalah Rp 40 setiap saham dengan harga yang ditawarkan kepada masyarakat pada penawaran awal berkisar antara Rp 140 - Rp 146 setiap saham. Total dana yang dihimpun dari IPO akan digunakan untuk keperluan berikut. Sekitar 66,6% akan digunakan perseroan untuk pembelian 4 set kapal (Tugboat) dan tongkang (Barge). Kemudian, 14,65% akan digunakan untuk penyetoran modal kepada perusahaan anak, yaitu KCL yang bergerak di bidang penggalian kuarsa/pasir kuarsa. Adapun 2,66% nya digunakan untuk melakukan renovasi jetty dan infrastruktur, sedangkan 11,99% untuk pembelian mesin cuci pasir dan pemurnian. Sisanya sekitar 18,75% dana yang diperoleh akan digunakan untuk modal kerja yang mendukung kegiatan operasional perseroan, antara lain: a. Sekitar 10,66% untuk biaya perawatan kapal b. Sekitar 4,00%untuk biaya bahan bakar c. Sekitar 2,76% untuk biaya suku cadang kapal d. Sekitar 1,33% untuk biaya sandar
Baca Juga: Gelar Bookbuilding, Maxindo (MAXI) Tawarkan Harga IPO Rp 100-Rp 110 Per Saham Setelah IPO, KLAS berencana membagikan dividen kepada pemegang saham dengan rasio sebanyak-banyaknya 30% dari laba bersih tahun buku yang bersangkutan, dimulai dari tahun buku 2023. Berdasarkan prospektusnya, sebagai perusahaan yang bergerak dibidang pelayaran angkutan laut kini perseroan mengoperasikan 4 set armada tug boat dan tongkang. Adapun usaha yang dijalankan perseroan adalah pengangkutan barang komoditas seperti pasir kuarsa, nikel dan sebagainya. Melalui perusahaan anak, perseroan juga memiliki usaha penggalian kuarsa, penjualan kaca lembaran, penyewaan alat berat, dan penyewaan dump truk untuk mendukung kegiatan operasional pertambangan. Research Analyst Infovesta Kapital Advisori, Arjun Ajwani melihat KLAS memiliki fundamental yang solid. Berdasarkan prospektusnya, per November 2022, KLAS membukukan pendapatan sebesar Rp 179,43 miliar. Angka tersebut mengalami kenaikan 25,38% dari Rp 143,09 miliar pada periode yang sama tahun sebelumnya. Laba periode berjalan yang dapat diatribusikan kepada:pemilik entitas induk juga meloncat tinggi menjadi Rp 29,64 miliar dari Rp 7,34 miliar pada tahun sebelumnya. Laba KLAS tersebut alami kenaikan 290,14%. Berdasarkan hitungan Arjun, melihat nilai PER dan harga rentang IPO, emiten KLAS bisa disebut undervalued. “Dan kalau kita lihat prospek shipping dan logistics prospektif sejajar dengan pertumbuhan ekonomi yang masih kuat dan kegiatan ekonomi yang masih tinggi termasuk perdagangan,” jelas Arjun. Menurut Arjun, rentang harga IPO yang murah bisa menjadi salah satu faktor yang menarik bagi investor untuk membeli saham tersebut. Research Analyst Reliance Sekuritas Lukman Hakim melihat, pasca IPO KLAS berpotensi untuk menerima lebih kontrak atau charter kapal setelah selesainya pembelian kapal dengan kapal baru. Calon emiten ini juga berpotensi lebih efisien dilihat dari sektor usahanya yang bergerak pada pengangkutan komoditas salah satunya pengangkutan batu bara atau kapal tongkang.
“Masih sangat prospektif meskipun harga batu bara yang kembali normal, namun kami melihat volume penjualan batu bara akan masih tetap stabil,” kata Lukman. Ke depannya, Lukman memprediksi ada beberapa sentimen yang menjadi katalis bagi pergerakan harga saham KLAS, antara lain fluktuasi harga komoditas yang diangkut oleh KLAS dan harga minyak terkait efisiensi penggunaan bahan bakar kapal.
Baca Juga: Segera IPO, Maxindo (MAXI) Tawarkan Harga di Kisaran Rp 100-Rp 110 Per Saham Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat