KONTAN.CO.ID - JAKARTA. PT Pertamina Geothermal Energy Tbk (
PGEO) resmi melantai di Bursa Efek Indonesia (BEI) pada perdagangan Jumat (24/2). Anak usaha PT Pertamina (Persero) ini menjadi emiten ke-19 yang melantai di BEI sepanjang tahun ini. Direktur Utama PT Pertamina Geothermal Energy Tbk Ahmad Yuniarto mengatakan, dalam rangkaian initial public offering (IPO), PGEO berhasil menarik minat investor domestik maupun investor multinasional. Sejumlah investor domestik dan multinasional yang turut berpartisipasi dalam IPO PGEO antara lain Indonesia Investment Authority (INA) dan Masdar, perusahaan energi hijau yang berkantor pusat di United Arab Emirates (UAE).
Baca Juga: Resmi Melantai di BEI, Saham Pertamina Geothermal (PGEO) Terkoreksi Penawaran umum saham PGEO juga cukup mendapat sambutan dari investor, dimana IPO PGEO mengalami kelebihan permintaan alias
oversubscribed hingga 3,81 kali dari porsi
pooling, melampaui target yang telah ditetapkan sebelumnya. Yuniarto melanjutkan, pelepasan saham perdana ini adalah langkah untuk mendukung rencana PGEO mengembangkan kapasitas terpasang milik PGEO sebesar 600 megawatt (MW) hingga 2027 mendatang Adapun PGEO menargetkan untuk meningkatkan basis kapasitas terpasangnya yang dioperasikan sendiri, dari 672 MW saat ini menjadi 1.272 MW pada tahun 2027. Selain untuk memperkuat kinerja, IPO yang dilakukan oleh PGEO juga untuk menguatkan transparansi dan akuntabilitas perusahaan. “Ini merupakan kesempatan bagi semua pihak untuk berpartisipasi langsung dalam investasi energi. Partisipasi ini untuk membantu mewujudkan kapasitas energi baru terbarukan (EBT) khususnya panas bumi,” kata Yuniarto dalam konferensi pers usai pencatatan perdana saham di Jakarta, Jumat (24/2). Sebagai gambaran, PGEO saat ini mengelola 13 Wilayah Kerja Panas Bumi dengan total kapasitas terpasang sebesar 1.877 MW. Rinciannya, kapasitas sebesar 672 MW dikelola langsung (own operation) dan 1.205 MW melalui skema Kontrak Operasi Bersama (
Joint Operation Contract).
Baca Juga: Simak Rencana Bisnis Pertamina Geothermal Setelah Gelar IPO Adapun kapasitas pembangkit listrik panas bumi (PLTP) sebesar 672 MW yang dikelola langsung oleh PGEO berasal dari 6 Wilayah Kerja Panas Bumi, yaitu Kamojang di Jawa Barat sebesar 235 MW, Karaha di Jawa Barat sebesar 30 MW, Lahendong di Sulawesi Utara sebesar 120 MW, Ulubelu di Lampung sebesar 220 MW, Lumut Balai di Sumatra Selatan sebesar 55 MW, dan Sibayak di Sumatra Utara sebesar 12 MW. Asal tahu, dalam hajatan penawaran umum perdana saham, PGEO menetapkan harga IPO di harga Rp 875 per saham. Ini merupakan rentang tengah dari harga
book building yang dipasang PGEO berada di Rp 820 - Rp 945. Dari aksi korporasi ini, PGEO melepas sebanyak 10,35 miliar saham yang mewakili sebesar 25,00% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO. Sehingga, perusahaan pelat merah ini meraup dana segar hingga Rp 9,05 triliun dari aksi korporasi tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Herlina Kartika Dewi