KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Reksadana saham menjadi reksadana yang berkinerja paling buruk sampai Juli 2021. Kinerja reksadana saham yang tercermin dari Infovesta 90 Equity Fund Index, terkoreksi 9,32%. Selanjutnya, reksadana campuran terkoreksi sebanyak 3,31%. Untuk catatan positif, reksadana pasar uang yang tercermin dari Infovesta 90 Money Market Fund Index berkinerja paling baik dengan return 1,94% selama tujuh bulan terakhir, dan reksadana pendapatan tetap berkinerja kedua terbaik, dengan catatan return 1,91%. Head of Business Development Division Henan Putihrai Asset Management (HPAM) Reza Fahmi menilai, reksadana pasar uang masih mendapatkan return yang tertinggi, karena ekonomi masih belum menentu, terutama karena adanya varian delta Covid-19.
“Sehingga saham masih terkonsolidasi, akibatnya reksadana yg memiliki return lebih stabil jadi mengungguli saham yang terkonsolidasi tersebut,” kata Reza kepada Kontan.co.id, Senin (2/8). Ke depannya, dia melihat bahwa akan ada kinerja yang baik dari reksadana campuran ketika rupiah stabil. Menurutnya dengan suku bunga Bank Indonesia (BI) yang tetap hingga akhir tahun akan berimbas pada kinerja aset. Baca Juga: Sejumlah saham penghuni Indeks LQ45 masih laggard, begini prospek selanjutnya Selain itu, dengan banyaknya saham teknologi yang akan initial public offering (IPO) dan inflasi yang terjaga rendah, dan vaksinasi yang berjalan, menurutnya akan membuat reksadana saham, campuran, dan pendapatan tetap akan baik. Untuk saat ini, reksadana yang menarik menurut Reza adalah reksadana pasar uang karena stabil, dan juga reksadana saham, karena masih menunggu IPO dari unicorn. Baca Juga: Kinerja semua jenis unitlink mengalami koreksi pada semester I 2021