IPO, rasio utang Blue Bird bisa membaik



JAKARTA. PT Blue Bird Tbk (BIRD) akan segera mengubah profil utang perusahaannya. Sebagian besar perolehan dana initial public offering akan digunakan untuk melunasi utang. Direktur Keuangan Robert Rerimasie bilang, utang bank yang dimiliki perseroan saat ini sekitar Rp 3 triliun. "Sekitar Rp 1,2 triliun akan segera kami lunasi," imbuhnya, (5/11). Saldo utang Rp 1,2 triliun itu merupakan utang senilai Rp 400 miliar yang diperoleh dari BCA. Selain itu ada pinjaman kredit investasi senilai Rp 817,39 miliar. Pinjaman sindikasi dari Bank Permata, Bank DBS, Bank Bukopin, Bank CIMB Niaga, Bank ANZ Indonesia, BCA dan Bank OCBC NISP. Sebagai catatan, posisi ekuitas perseroan hingga semester I tahun ini senilai Rp 1,61 triliun. Sehingga, dengan asumsi nilai utang bank secara keseluruhan Rp 3 trilun, maka rasio utang terhadap ekuitas atau debt to equity ratio (DER) BIRD sebesar 1,86 kali. Nah, dengan pelunasan Rp 1,2 triliun, maka saldo utang BIRD akan susut menjadi Rp 1,8 triliun. Dengan posisi seperti itu, maka DER BIRD akan menjadi lebih sehat, turun ke level 1,1 kali. Patut diketahui, dibalik perhelatan ini, BIRD memang memiliki rencana strategis berupa pelunasan utang demi membuat kesehatan keuangannya lebih baik. Hal ini terlihat dari keputusan manajemen untuk tidak mengutak-ngatik porsi penggunaan dana IPO meski pada eksekusinya, IPO BIRD mengalami downsize baik dari segi harga mau pun jumlah emisi. BIRD melepas 376,5 juta saham dengan harga pelaksanaan Rp 6.500 per saham. Sehingga, dana yang diperoleh melalui perhelatan itu sebesar Rp 2,45 triliun. Nah, dari perolehan tersebut, sebesar 53,04% atau sekitar Rp 1,3 triliun akan digunakan untuk melunasi utang. Sedangkan, 46,96% akan digunakan untuk modal kerja perseroan dan entitas anak. Bandingkan dengan rencana awal ketika BIRD ingin melepas 531,4 juta saham dengan kisaran harga pelaksanaan Rp 7.200-Rp 9.300 per saham. Potensi dana yang diperoleh kala itu sekitar Rp 3,82 triliun-Rp 4,94 triliun. Dari target dana tersebut, 50% -nya akan digunakan untuk belanja modal, 35,71% untuk pelunasan pinjaman, dan 14,29% untuk modal kerja. Jadi, porsi yang dihilangkan adalah porsi untuk modal kerja supaya besaran untuk pelunasan utangnya tidak berubah. Nah, untuk menutup kebutuhan modal kerja, BIRD akan mencairkan fasilitas pinjaman yang telah dimiliki dari sejumlah bank. Hingga saat ini, fasilitas kredit yang dimiliki sekitar Rp 600 miliar. "Ada yang akan kami tarik dalam waktu dekat, tapi penarikannya tidak dilakukan sekaligus," pungkas Robert.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan