IPO Siloam Hospital ibarat vitamin bagi LPKR



JAKARTA. PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) akan menawarkan saham perdana alias initial public offering (IPO) anak usahanya, PT Siloam Hospitals. Bisnis rumahsakit termasuk kontributor terbesar pendapatan LPKR.

Tahun lalu, lini usaha kesehatan menyumbangkan pendapatan Rp 1,79 triliun atau 29% dari total pendapatan LPKR. Pendapatan lini usaha healthcare tercatat meningkat 42% year-on-year (yoy).

Saat ini, LPKR memiliki 11 rumahsakit. LPKR menargetkan membangun 45 rumahsakit baru dalam tujuh tahun.Nah, di tahun ini, LPKR membangun lima rumahsakit baru. Lokasinya di Sumatera Utara, Nusa Tenggara Timur, Jawa Barat, Jawa Tengah dan Jawa Timur.


Lydia Suwandi, analis OSK Nusadana menilai, rencana penawaran saham perdana Siloam Hospitals ini hanya teknikal IPO. Ini lantaran LPKR cuma melepas sebagian kecil dari saham Siloam. "Saham yang ditawarkan kecil, di bawah 10%," ungkap dia. Karena itu, Lydia menduga, aksi ini hanya untuk menampung minat para investor masuk di segmen healthcare.

Natalia Sutanto, analis Bahana Securities, dan Steven Gunawan, Research Associate Batavia Prosperindo Sekuritas justru menilai, rencana ini cukup baik bagi kinerja perusahaan. "Karena LPKR bisa mendapat kas baru, sehingga dorongan untuk ekspansi dengan membangun rumahsakit dan mal akan meningkat," jelas Natalia.

Menurut Natalia, IPO Siloam Hospitals nantinya akan menjadikannya emiten hospital terbesar yang listing di Bursa Efek Indonesia. Dia memprediksi, kinerja calon emiten ini akan lebih besar dari PT Sejahteraraya Anugrahjaya Tbk (SRAJ) yang memiliki satu rumahsakit Mayapada Hospital, dan PT Sarana Meditama Metropolitan Tbk (SAME) yang punya dua rumahsakit Omni Hospitals.

Kinerja bertumbuh

Steven pun memandang, bisnis rumahsakit selama ini cukup bagus. Dia optimis, bisnis rumahsakit bisa bertumbuh ke depannya.

Natalia menghitung, bisnis rumahsakit LPKR bisa menghasilkan pendapatan sebanyak Rp 2,3 triliun di tahun ini. Angka tersebut naik 31% dari tahun lalu. Pertumbuhan rumah sakit baru, menurut dia, menjadi salah satu pemicu pertumbuhan pendapatan tersebut.

Tahun depan, pendapatan LPKR dari rumah sakit bisa bertambah lagi, karena dua rumahsakit akan mereka bangun.

LPKR sendiri menargetkan akan mencetak pendapatan Rp 9,31 triliun pada tahun ini. Angka ini naik 33,8% dari 2012. Adapun target laba bersih LPKR senilai Rp 1,9 triliun, naik 79,8% dari 2012.

Steven mengatakan, LPKR merupakan perusahaan yang mempunyai lini bisnis seimbang. Ini dikarenakan pendapatan recurring income dan penjualan hampir sama 50%.

Karena itu, Steven masih merekomendasikan beli pada saham LPKR. Hitungan Steven, melalui pendekatan net aset value (NAV) per saham, target harga LPKR sebesar Rp 1.719 per saham.

Natalia juga menyarankan beli di Rp 1.640. Dia pun telah menaikkan target harga LPKR dari sebelumnya di Rp 1.280. Sementara, Anthony Yunus, analis Maybank Kim Eng menyarankan beli di harga Rp 1.550 per saham. Kamis (18/4) harga LPKR turun 2,21% di Rp 1.330 per saham.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana