IPO Siloam kelebihan permintaan 3,9 kali



JAKARTA. PT Siloam International Hospitals Tbk, Kamis ini (12/9), akan mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia. Kondisi pasar saham yang sedang memburuk tidak menyurutkan minat investor membeli saham Siloam.

Bahkan, menurut Heppi Nurfianto, Corporate Communications Siloam, hasil initial public offering (IPO) kelebihan permintaan 3,9 kali. "Porsi asing 31,5% dan sisanya domestik," jelas dia, kemarin.

Pada hajatan kali ini, Siloam dibantu Goldman Sachs dan Credit Suisse sebagai lead underwriters dan global book runners. Sedangkan, CLSA, CIMB dan Ciptadana Securities sebagai co-lead managers. Pada masa penawaran lalu, Siloam telah menawarkan saham ke beberapa negara seperti di Singapura, Hong Kong dan London. Sebelumnya, Presiden Direktur Siloam, Gershu Paul mengatakan, peminat cukup besar dari institusi asal Amerika Serikat.


Siloam pun berhasil mengantongi dana Rp 1,4 triliun. Jumlah tersebut setara dengan 13,5% dari keseluruhan saham Siloam. Akibatnya, pasca IPO, induk usaha Siloam, PT Lippo Karawaci Tbk (LPKR) hanya akan memegang 86,5% dari seluruh saham beredar.

Siloam menawarkan 156,1 juta saham di harga Rp 9.000 per saham. Emiten yang bergerak di bidang kesehatan ini bakal menyandang ticker SILO. Dana IPO akan digunakan untuk ekspansi.

Rinciannya, sebesar 26% untuk membiayai akuisisi rumahsakit, operator rumahsakit atau perusahaan healthcare. Sedangkan, sebesar 39% untuk membeli peralatan medi, perluasan rumahsakit dan pembangunan rumahsakit baru. Lalu, sebanyak 35% untuk membayar sebagian utang Siloam kepada LPKR.

Gershu mengatakan, Siloam rencananya akan membuka enam sampai delapan rumahsakit baru hingga akhir 2014. "Kami berencana mengoperasikan sebanyak 40 rumahsakit dengan total tempat tidur sebanyak 10.000 dalam lima tahun mendatang," jelas dia, kemarin.

Pada Juni 2013, Siloam telah membuka rumahsakit baru yakni Siloam Hospitals TB Simatupang. Ini membuat jumlah rumahsakit Siloam menjadi sebanyak 14 unit.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Avanty Nurdiana