IPO, Sinergi Inti Andalan Prima (INET) Pasang Harga Rp 100-Rp 101 Per Saham



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Perusahaan jasa telekomunikasi PT Sinergi Inti Andalan Prima berencana melakukan penawaran umum perdana saham atau initial public offering (IPO). Nantinya, Sinergi Inti Andalan akan menggunakan kode saham INET.

Melansir laman e-IPO, Senin (27/6), INET akan melepas sebanyak-banyaknya 1,5 miliar saham biasa atas nama atau sebanyak-banyaknya 20% dari modal ditempatkan dan disetor setelah IPO dengan nominal Rp 10 per saham.

Dalam masa bookbuilding, saham IPO INET ditawarkan dengan rentang harga Rp 100 hingga Rp 101 per saham. Sehingga, dana segar yang berpotensi dihimpun dari penawaran umum perdana saham ini sebanyak-banyaknya sebesar Rp 151,500 miliar.


Selain menerbitkan saham, INET juga berencana menerbitkan sebanyak 2,1 miliar lembar waran seri I yang menyertai saham baru atau sebanyak 35% dari jumlah modal di tempatkan dan disetor setelah IPO.

Adapun, Waran seri I diberikan secara cuma-cuma sebagai insentif bagi para pemegang saham baru yang namanya tercatat dalam Daftar Pemegang Saham (DPS) saat penjatahan. Waran seri I ini memiliki rasio 5:7 terhadap saham baru, artinya setiap pemegang 5 lembar saham baru berhak memperoleh 7 lembar waran.

Dana dari penerbitan waran ini, di harapkan dapat sebanyak Rp 191,1 miliar dengan harga pelaksanaan waran sebesar Rp 91 per waran. Selain itu, INET menunjuk Shinhan Sekuritas Indonesia sebagai penjamin pelaksana emisi efek.

Baca Juga: Masih Ada 45 Emiten Antre IPO di Bursa Efek Indonesia (BEI)

Adapun dana IPO sebanyak Rp 90 miliar akan digunakan untuk setoran modal kepada entitas anak PFI dengan rincian sekitar Rp 60 miliar sebagai capex berupa pengembangan jaringan kabel fiber optik di area Jabodetabek.

Sisanya Rp 30 miliar akan digunakan untuk modal kerja yaitu pembelian bandwith internet, pembayaran gaji karyawan dan uang jaminan (deposit) sewa Fiber Optic di area Pulau Jawa.

Kemudian sekitar Rp 30 miliar akan digunakan INET untuk menyuntik modal entitas anak yaitu DPS untuk modal kerja pada pembelian bandwith internet, biaya pemasaran, pembayaran gaji karyawan dan pembelian persediaan kabel serta material lain guna mendukung kegiatan usaha DPS.

Selanjutnya dana yang tersisa akan digunakan INET sebagai modal kerja pada pembelian bandwith internet, biaya pemasaran, pembayaran gaji karyawan dan pembelian persediaan kabel serta material lain guna mendukung kegiatan usaha. Sementara, untuk dana hasil penerbitan waran akan digunakan untuk modal kerja. 

Baca Juga: Usai IPO, Graha Mitra Asia (RELF) Akan Kejar Pertumbuhan Penjualan

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat