JAKARTA. Pasar modal domestik tahun ini sepertinya mengarah ke dasar sumur. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat minus 8,53%, paling buruk di kawasan Asia Pasifik. Aksi initial public offering (IPO) yang diharapkan bisa mendongkrak bursa saham, ternyata jauh panggang dari api. Maklum, nilai IPO berbagai emiten pada tahun ini tak bombastis. Hingga awal Agustus, sedikitnya sembilan emiten baru mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia. Angka itu belum termasuk dua emiten yang melakukan relisting. Kini, beberapa perusahaan siap menyusul go public. “Di pipeline ada enam calon emiten,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, kepada KONTAN, Selasa (4/8). Lucky Bayu, analis LBP Enterprise, mencermati, pertumbuhan emiten tahun ini tak semarak. Sementara target perolehan dana IPO di bawah rata-rata.
IPO tak mampu dongkrak bursa saham
JAKARTA. Pasar modal domestik tahun ini sepertinya mengarah ke dasar sumur. Sejak awal tahun hingga kemarin atau year to date (ytd), return Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tercatat minus 8,53%, paling buruk di kawasan Asia Pasifik. Aksi initial public offering (IPO) yang diharapkan bisa mendongkrak bursa saham, ternyata jauh panggang dari api. Maklum, nilai IPO berbagai emiten pada tahun ini tak bombastis. Hingga awal Agustus, sedikitnya sembilan emiten baru mencatatkan saham perdananya di Bursa Efek Indonesia. Angka itu belum termasuk dua emiten yang melakukan relisting. Kini, beberapa perusahaan siap menyusul go public. “Di pipeline ada enam calon emiten,” kata Direktur Penilaian Perusahaan BEI Samsul Hidayat, kepada KONTAN, Selasa (4/8). Lucky Bayu, analis LBP Enterprise, mencermati, pertumbuhan emiten tahun ini tak semarak. Sementara target perolehan dana IPO di bawah rata-rata.