IPO tertunda, PT Pos tetap ekspansi



JAKARTA. Rencana pencatatan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) yang tertunda tidak membuat PT Pos Indonesia berpangku tangan. BUMN pos ini telah menyiapkan sejumlah rencana bisnis untuk mendongkrak kinerja.

Direktur Utama Pos I Ketut Mardjana mengatakan, tahun ini, pihaknya menyiapkan dana sekitar Rp 900 miliar untuk belanja modal. Dana tersebut salah satunya diperoleh dari program kemitraan.

Melalui anak usahanya, PT Retail Indonesia, Pos Indonesia berniat menambah 300 gerai-400 gerai Post Shop sepanjang tahun 2013. Hingga kini, Pos Indonesia sudah mengoperasikan sekitar 30 gerai Post Shop.


Dalam mengelola Post Shop ini, perusahaan itu bekerja sama dengan beberapa ritel minimarket. Mereka adalah Indomaret, Alfamart, dan Circle K. "Tidak masalah IPO (initial public offering) ditunda, karena ada sumber pembiayaan lain yaitu kemitraan," kata Ketut, Kamis (4/4).

Ketut memperkirakan, setiap gerai Post Shop bisa mencatatkan penjualan sebesar Rp 500 juta per tahun. Di bisnis ini, Pos Indonesia memperoleh bagi hasil sekitar 10%-12%. Tahun ini, diperkirakan Post Shop bisa menyetor lebih dari Rp 100 miliar ke pendapatan Pos Indonesia.

Pos Indonesia juga memiliki lini bisnis properti. Ketut berharap, pada semester II tahun ini, pihaknya sudah bisa membangun hotel bujet. Ia sudah menyiapkan beberapa lokasi untuk pembangunan hotel bujet ini. Salah satunya adalah di Bandung. "Kota lain adalah Denpasar, Makassar, Surabaya, dan Medan," jelas Ketut.

Sebenarnya, Pos Indonesia sudah berniat membangun hotel bujet ini tahun lalu. Namun, rencana itu terkendala izin usaha. Hingga kini, Pos Indonesia belum juga mengantongi izin itu. Ketut berharap, tahun ini, ia sudah mendapat lampu hijau untuk mengembangkan bisnis properti.

Tahun ini, Pos Indonesia menargetkan bisa membukukan kenaikan pendapatan hingga 30,3%. Tahun lalu, pendapatan perusahaan tercatat sebesar Rp 3,3 triliun. Nah, tahun ini, target pendapatan Pos Indonesia sebesar Rp 4,3 triliun.

Lini bisnis surat dan paket masih menjadi penyumbang terbesar, yaitu lebih dari 50% dari total pendapatan. Kontributor terbesar selanjutnya adalah jasa keuangan. Sektor ini diharapkan bisa menyumbang 40% dari seluruh pendapatan perusahaan. Selanjutnya adalah dari sektor ritel.

Sementara soal laba bersih, Ketut menargetkan bisa sampai Rp 300 miliar tahun ini. Tahun lalu, laba bersih Pos Indonesia hanya Rp 212 miliar.Sebelumnya, Pos Indonesia menjadi salah satu BUMN yang digadang-gadang bisa mencatatkan saham perdana di BEI. Perusahaan itu berniat mencari dana segar sebesar Rp 1 triliun. Namun, rencana itu tidak mendapat restu dari komite privatisasi.

Alasannya, aset-aset Pos Indonesia belum direvaluasi. Pos Indonesia berdalih, hasil revaluasi memaksa perusahaan menanggung pajak tinggi. Pos Indonesia tidak mempunyai cukup dana untuk menanggungnya. Total nilai aset PT Pos sebesar Rp 7 triliun, setelah revaluasi, nilainya berpotensi membengkak menjadi Rp 11 triliun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Amailia Putri