Iran Berencana Memperluas Jangkauan Rudal Hipersonik Terbarunya



Senjata Iran - TEHERAN. Belum lama memperkenalkan rudal hipersonik barunya, Fattah, kini Iran disebut sudah berencana memperluas jangkauan senjata barunya tersebut.

Rencana ini disampaikan langsung oleh Komandan Angkatan Dirgantara Garda Pengawal Revolusi Islam (IRGC) Iran, Amir Ali Hajizadeh, pada hari Rabu (21/6) lalu.

Hajizadeh menjelaskan bahwa militer Iran sangat mungkin untuk melahirkan rudal baru dengan jangkauan 2.000 km, lebih jauh dari jangkauan Fattah yang hanya 1.400 km.


"Fakta bahwa kami telah membangun rudal Fattah dengan jangkauan saat ini 1.400 km tidak berarti kami tidak akan memiliki rudal dengan jangkauan 2.000 km dengan karakteristik ini di masa mendatang. Di masa mendatang kami akan memperluas jangkauannya," kata Hajizadeh dalam sebuah upacara di Universitas Mazandaran, Iran utara, dikutip Sputnik.

Baca Juga: Drone Tempur Baru Iran Diklaim Mampu Membawa 7 Kg Bom dan 10 Rudal Kecil

Lebih lanjut, Hajizadeh mengatakan bahwa Iran telah mencapai semua teknologi kompleks dalam industri pertahanan dan siap melahirkan lebih banyak hal lagi di masa depan, termasuk dalam teknologi rudal.

Iran bergantung pada persenjataan rudal balistik dan jelajah konvensionalnya sebagai pencegah utamanya terhadap agresi asing. 

Pemerintah Iran juga meyakinkan dunia bahwa mereka telah membuang senjata nuklir dan semua jenis senjata pemusnah massal lainnya karena tidak sesuai dengan ajaran Islam.

Republik Islam ini mengambil langkah besar dalam teknologi roket ketika meluncurkan rudal hipersonik Fattah awal bulan ini. Fattah diklaim mampu berakselerasi hingga Mach 13-15 dan bermanuver selama penerbangan.

Baca Juga: Mengintip Kemampuan Fattah, Rudal Hipersonik Terbaru Milik Iran

Sebuah rekaman yang dirilis pada hari perkenalan menunjukkan bahwa rudal itu dilengkapi dengan nosel dorong-vektor yang memungkinkan kemudi dalam penerbangan, sehingga membuat lintasannya tidak dapat diprediksi.

Dalam pemaparannya, IRGC menyebut rudal hipersonik Fattah sudah bekerja dengan bahan bakar padat, jenis bahan bakar modern yang kini mulai dilirik banyak negara besar.

Sebagian besar rudal balistik menggunakan bahan bakar cair yang mengharuskannya diisi dengan propelan di lokasi peluncurannya. Proses itu memakan banyak waktu dan jelas akan memberikan kerugian di situasi perang.

Bahan bakar padat dianggap bisa membuat rudal lebih sulit dilacak dan dihancurkan.