KONTAN.CO.ID - DW.Ketegangan Iran-AS makin meningkat usai Garda Revolusi Iran mengklaim telah menembak jatuh drone (pesawat tak berawak) milik AS di atas provinsi selatan Hormozgan. Kantor berita pemerintah Iran IRNA mengutip berita di situs Garda Revolusi, Sepah News, yang mengatakan bahwa militer Iran menembak drone jenis "RQ-4 Global Hawk" yang memasuki wilayah udara Iran "di dekat distrik Kouhmobarak di selatan." Stasiun siaran Iran IRIB melaporkan, drone itu diberangkatkan dari pangkalan AS di selatan Teluk Persia dan "terbang secara rahasia dengan mematikan semua perangkat identifikasinya yang melanggar aturan aviasi".
Komandan Garda Revolusi Jenderal Hossein Salami menerangkan, insiden itu mengirim "pesan yang jelas" ke AS, bahwa meskipun Iran "tidak memiliki niat untuk berperang dengan negara mana pun, tetapi kami siap tempur." Militer AS membantah Militer AS segera membantah bahwa ada perangkat militernya yang terbang di wilayah udara Iran. "Tidak ada pesawat AS yang beroperasi di wilayah udara Iran hari ini," kata juru bicara Komando Pusat militer AS, Kapten Angkatan Laut Bill Urban. Namun seorang pejabat AS yang tidak ingin disebut namanya mengakui kepada kantor berita Associated Press, Iran menembak jatuh sebuah pesawat tanpa awak AS yang "terbang di wilayah udara internasional" di atas Selat Hormuz. AS pekan lalu sudah mengkonfirmasi upaya Iran untuk menembak jatuh salah satu drone-nya. Ketegangan antara Washington dan Teheran telah meningkat selama sebulan terakhir, dengan AS menuduh Iran terus melakukan kegiatan fitnah dan ancaman yang tidak ditentukan terhadap Amerika Serikat dan sekutunya. AS pekan lalu juga menuduh Iran terlibat dalam serangan terhadap dua tanker komersial berbendera Jepang dan Norwegia di dekat Selat Hormuz yang strategis. Washington merilis video dan gambar-gambar yang disebutnya memperlihatkan sebuah kapal Garda Revolusi Iran sedang melepaskan sebuah ranjau tempel yang tidak meledak dari lambung sebuah tanker. Dampak keluarnya AS dari Kesepakatan Atom
Para pejabat Iran membantah Iran terlibat dalam serangan terhadap kedua tanker itu. Namun Inggris dan Jerman juga mengatakan ada "bukti kuat" bahwa Iran berada di balik serangan kedua kapal itu. Sebelumnya, Arab Saudi sudah menuduh Iran melakukan serangan gelap terhadap beberapa kapal dagang lain di Kawasan Teluk. Presiden AS Donald Trump sebelumnya mengumumkan akan mengirim 1000 pasukan tambahan ke Timur Tengah untuk menjaga keamaan dan kepentingan AS di kawasan itu. Trump tahun lalu secara sepihak menyatakan menarik diri Kesepakatan Atom Iran dari tahun 2015 dan memberlakukan kembali sanksi-sanksi ekonomi. Iran kemudian menjawab akan melanjutkan program pengayaan uraniumnya, jika sanksi ekonomi AS tidak segera dihentikan. Negara-negara Eropa termasuk Inggris, Prancis dan Jerman mengecam langkah sepihak AS dan menyatakan akan mempertahankan Kesepakatan Atom.
Editor: Ignatia Maria Sri Sayekti