KONTAN.CO.ID - Rentetan rudal dari Iran menghujani Israel dengan peringatan kurang dari 15 menit. Melansir
The Telegraph, seminggu setelah salah satu serangan tunggal terberat dalam sejarah – menggunakan roket balistik canggih – dampak penuh dari serangan Iran itu baru saja terlihat. Para ahli bekerja keras untuk memahami bagaimana Israel dapat mempertahankan diri dari lebih banyak gelombang roket jika perang terus meningkat di Timur Tengah.
Bagaimana serangan Iran terjadi Video yang direkam oleh seorang penumpang di jet komersial dari Dubai merekam awal serangan, yang tampaknya datang dari dekat kota Shiraz di Iran. Tak lama kemudian, warga Israel diperintahkan untuk lari mencari perlindungan. Rudal balistik diperkirakan membutuhkan waktu sekitar 12 menit untuk mencapai tujuannya, pertama memasuki atmosfer bumi dan kemudian masuk kembali dengan cepat. Video dari Yordania menunjukkan rudal melesat di langit menuju Israel, sementara rekaman dari sumber di darat di Israel menunjukkan sistem pertahanan udara aktif, dan dalam beberapa kasus tampak kewalahan menghadapi serangan. Satu video menunjukkan sedikitnya sembilan rudal menghantam dekat fasilitas militer di Israel, sementara laporan terperinci kemudian menemukan lebih banyak lagi yang berhasil menembus wilayah Israel.
Baca Juga: Rusia Sebut Hizbullah Masih Terorganisasi Meski Terus Digempur Israel Dr. Yehoshua Kalisky, Peneliti Senior di INSS, sebuah lembaga pemikir di Tel Aviv, mengatakan bahwa niat Iran adalah untuk "memadati sistem pertahanan udara" dengan menembakkan 180 rudal yang belum pernah terjadi sebelumnya pada saat yang sama. Bagaimana Iran berhasil menembusnya Sistem pertahanan udara Israel terdiri dari beberapa lapisan; Iron Dome, David's Sling, dan sistem senjata Arrow, rudal balistik anti-taktis pertama di dunia (rudal permukaan-ke-udara yang digunakan untuk menembak jatuh rudal balistik). Setiap sistem dirancang untuk menembakkan rudal dari langit pada ketinggian yang berbeda, dengan versi terbaru Arrow dirancang untuk mencegat rudal di luar angkasa, yang dikenal sebagai intersepsi "ekso-atmosfer". Video dari orang-orang yang lewat menangkap setidaknya satu dari pemandangan langka ini Selasa lalu. "Idenya adalah untuk menembak jatuh rudal sejauh mungkin dari Israel, sebaiknya di atas wilayah musuh," kata Kalisky kepada The Telegraph. Jika gagal, lapisan berikutnya siap untuk menembak jatuh rudal saat ketinggiannya menurun.
Baca Juga: Netanyahu: Lebanon akan Bernasib Sama Seperti Gaza Jika Mendukung Hezbollah "David's Sling dan akhirnya Iron Dome dapat menembak jatuh rudal saat mereka cukup dekat dengan tanah," kata Kalisky. Para ahli mengatakan video tersebut menunjukkan Israel mungkin tidak memiliki cukup unit pertahanan udara atau pencegat untuk menangkap rentetan serangan yang begitu besar. Beberapa pengamat juga menyuarakan kekhawatiran tentang kecepatan rudal tersebut.
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie