Iran mengatakan sanksi AS terhadap Khamenei menutup pintu diplomasi



KONTAN.CO.ID - DUBAI. Pemerintah Iran pada hari Selasa, (25/6) mengatakan sanksi baru Amerika Serikat (AS) terhadap pemimpin tertinggi Iran dan menteri negeri Iran telah menutup pintu diplomasi. Iran mengatakan, AS telah mengabaikan satu-satunya rute menuju perdamaian hanya beberapa hari setelah keduanya bersitegang.

Mengutip Reuters, Presiden AS Donald Trump menandatangani perintah eksekutif untuk menjatuhkan sanksi pada hari Senin terhadap Pemimpin Tertinggi Iran Ali Khamenei dan tokoh senior lainnya. Termasuk sanksi terhadap Menteri Luar Negeri Iran Mohmmad Javad Zarif.

Sanksi ini dipilih Trump setelah Iran menembak jatuh drone AS pada minggu lalu dan Trump membatalkan serangan udara terhadap Iran pada menit-menit terakhir. Trump berdalih ia membatalkan serangan pada menit-menit terakhir karena diperkirakan ada sekitar 150 orang dari pihak Iran yang berpotensi menjadi korban.


"Memberlakukan sanksi yang tidak berguna pada Pemimpin Tertinggi Iran dan komandan diplomasi Iran adalah penutupan permanen jalur diplomasi," kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Abbas Mousavi di Twitter.

"Pemerintahan putus asa Trump menghancurkan mekanisme internasional yang sudah mapan untuk menjaga perdamaian dan keamanan dunia," tweeted Mousavi.

Dalam pidato yang disiarkan televisi, Presiden Hassan Rouhani mengatakan sanksi terhadap Khamenei tidak akan berdampak praktis karena ulama tidak memiliki aset di luar negeri. 

Rouhani, seorang pragmatis yang memenangkan dua pemilihan dengan janji untuk membuka Iran bagi dunia, menggambarkan langkah-langkah AS sebagai putus asa dan menyebut Gedung Putih "terbelakang mental". 

Rouhani dan kabinetnya menjalankan urusan sehari-hari Iran. Sementara Khamenei, yang berkuasa sejak 1989, adalah otoritas tertinggi Iran."Tindakan Gedung Putih berarti itu mengalami keterbelakangan mental," kata Rouhani. "Kesabaran strategis Teheran tidak berarti kita memiliki ketakutan."

Penasihat keamanan nasional hawkish Trump, John Bolton, yang mengunjungi Israel, mengulangi tawaran sebelumnya untuk mengadakan pembicaraan, selama Iran bersedia untuk melampaui persyaratan kesepakatan nuklir 2015 dengan kekuatan dunia yang ditinggalkan Trump pada tahun lalu.

Editor: Noverius Laoli