KONTAN.CO.ID - MOSKOW. Pada Minggu (14/4/2024), Rusia mengatakan bahwa pihaknya sangat prihatin dengan serangan Iran terhadap Israel. Rusia juga meminta semua pihak untuk menahan diri. Namun, Rusia mengatakan ketegangan akan tetap tinggi sampai konflik antara Israel dan Palestina diselesaikan. Mengutip
Reuters, Iran menyerang Israel untuk membalas dugaan serangan Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Suriah pada tanggal 1 April yang menewaskan komandan penting Garda Revolusi Iran dan menyusul bentrokan berbulan-bulan antara Israel dan sekutu regional Iran.
“Kami menyampaikan keprihatinan ekstrem kami atas eskalasi berbahaya lainnya di kawasan ini. Kami menyerukan semua pihak yang terlibat untuk menahan diri,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam sebuah pernyataan mengenai serangan Iran. Rusia mencatat bahwa Teheran melakukan serangan itu dilakukan sebagai bentuk pembelaan diri setelah serangan Israel terhadap kompleks kedutaan Iran di Damaskus yang dikutuk Moskow. Rusia tidak mengutuk serangan Iran terhadap Israel.
Baca Juga: Mengapa Iran Menyerang Israel? Rusia, yang memiliki hubungan dekat dengan Iran, mengatakan bahwa Barat telah memblokir upaya Dewan Keamanan PBB untuk menanggapi serangan Israel di kompleks kedutaan. “Kami telah berulang kali memperingatkan bahwa banyaknya krisis yang belum terselesaikan di Timur Tengah, terutama di zona konflik Palestina-Israel, yang seringkali dipicu oleh tindakan provokatif yang tidak bertanggung jawab, akan meningkatkan ketegangan,” kata kementerian tersebut. Menteri Luar Negeri Rusia, Sergei Lavrov, berbicara dengan Menteri Luar Negeri Iran Hossein Amirabdollahian melalui telepon pada hari Minggu. “Situasi yang semakin meningkat di kawasan dan tindakan provokatif baru yang berbahaya dapat menyebabkan peningkatan ketegangan,” kata Kementerian Luar Negeri Rusia dalam pembacaan seruan tersebut. Israel jelas tidak senang dengan tanggapan Moskow. Duta Besar Israel untuk Rusia Simona Halperin seperti dikutip oleh kantor berita Rusia RIA mengatakan Negara Yahudi mengharapkan Rusia mengutuk serangan Iran. Namun hal ini mendapat kecaman publik dari Moskow.
Baca Juga: Konflik Iran vs Israel Pecah, Beban Perekonomian Indonesia Kian Bertambah “Ingatkan saya, kapan terakhir kali Israel mengutuk setidaknya satu serangan Kyiv terhadap wilayah Rusia?” Kata juru bicara Kementerian Luar Negeri Maria Zakharova, merujuk pada serangan berulang-ulang Ukraina terhadap sasaran di Rusia. Kremlin belum berkomentar secara terbuka. Namun mantan Presiden Rusia Dmitry Medvedev mengatakan bahwa perang antara Israel dan Iran akan memperburuk prospek Joe Biden untuk terpilih kembali sebagai presiden AS. “Amerika tidak menginginkan perang besar di Timur Tengah,” kata Medvedev melalui Telegram. “Pembunuhan di Gaza memperburuk prospek Biden dalam pemilu, dan perang antara Israel dan Iran akan menambah ketidakpastian.”
Editor: Barratut Taqiyyah Rafie