Iran Tegaskan Dukung Terus Gerakan Pembebasan Palestina dari Zionis Israel



KONTAN.CO.ID - TEHRAN - Presiden Iran, Masoud Pezeshkian, mengatakan bahwa Republik Islam Iran menegaskan bahwa menjadi sebuah kewajiban bagi IRAN untuk mendukung gerakan-gerakan perlawanan Islam yang berjuang untuk membebaskan Palestina.

"Kami akan mendukung kelompok-kelompok perlawanan Islam untuk membebaskan Palestina dan menganggap ini sebagai tanggung jawab mengenai isu Palestina," kata Pezeshkian pada Konferensi Dialog Kerja Sama Asia di Doha pada Kamis (3/10).

"Kami tetap teguh" dalam mendukung Poros Perlawanan, tambahnya.


Baca Juga: Houthi Peringatkan Pemilik Kapal yang Melintas Laut Merah: Bersiaplah untuk Diserang

Ia menunjukkan bahwa wilayah Asia Barat menghadapi banyak tantangan, termasuk serangan berulang oleh rezim Israel terhadap Poros Perlawanan.

Presiden Pezeshkian sedang dalam kunjungan dua hari ke Qatar atas undangan Emir Qatar untuk meningkatkan hubungan bilateral dan berpartisipasi dalam Konferensi Dialog Kerja Sama Asia.

Pada hari pertama kunjungan, Presiden Iran bertemu dengan Emir Qatar, dan delegasi dari kedua belah pihak menandatangani enam perjanjian untuk meningkatkan kerja sama ekonomi, komersial, budaya, pendidikan, dan olahraga.

Pemakaman Nasrallah

Pada kesempatan bagian lain IRNA mengutip berita Sabrin News mengutip sumber khusus yang tidak disebutkan namanya pada dini hari Kamis bahwa upacara pemakaman pemimpin Hezbollah yang tewas, Sayyed Hassan Nasrallah, akan diadakan pada hari Jumat.

Media ini tidak menyebutkan detail tentang waktu pemakaman dan tempat pemakaman Martyr Nasrallah yang tewas dalam serangan udara Israel yang sengaja menargetkan daerah pemukiman di pinggiran Beirut, pada hari Jumat lalu.

Baca Juga: Biden Berharap Israel Tidak Menyerang Fasilitas Nuklir Iran

Menurut IRNA, Perdana Menteri Zionis Benjamin Netanyahu, dengan dukungan Amerika Serikat, mengeluarkan perintah dari markas PBB di New York untuk membunuh pemimpin Hezbollah.

Setelah perintah itu, pesawat tempur rezim tersebut menjatuhkan 2.000 pound bom Amerika yang dapat menghancurkan batu pada daerah yang sangat padat di Beirut, membunuh Nasrallah bersama dengan puluhan warga sipil lainnya di sana.

Sayyed Hassan Nasrallah tewas pada usia 64 tahun dan setelah melayani Gerakan Perlawanan Hezbollah sebagai Sekretaris Jenderalnya selama 32 tahun.
Editor: Syamsul Azhar