ISAT berencana membayar 18% utangnya



JAKARTA. Menjadi perusahaan yang andal dalam industri telekomunikasi memang membutuhkan banyak dana. Itulah sebabnya PT Indosat Tbk (ISAT) mau tidak mau harus mengantongi utang Rp 21,99 triliun. Melihat beban utang yang cukup besar, manajemen ISAT pun berencana membayar sebagian utangnya, yaitu Rp 4 triliun, atau sekitar 18% dari total utang. "Kami lunasi khusus untuk utang kami yang jatuh tempo tahun ini," ucap Curt Steffan, Direktur Keuangan ISAT, Selasa (18/6). Manajemen ISAT juga telah membayar sebagian utang jangka panjangnya pada akhir tahun lalu. Lebih jauh Curt menjelaskan, pihaknya belum memiliki rencana menerbitkan surat utang untuk kebutuhan refinancing. Manajemen hanya akan mengandalkan pinjaman bank untuk menutup tagihan senilai Rp 4 triliun. Menurutnya, ISAT bakal merogoh kocek internal senilai Rp 2 triliun diambil dari kas internal, sementara sisanya akan mengandalkan pinjaman bank. Sayang, Curt enggan mengungkapkan siapa ketiga bank yang dimaksud. "Yang jelas ada beberapa bank lokal, dan tenor pinjamannya sekitar tiga hingga tujuh tahun," imbuhnya. Sebelumnya, manajemen juga dikabarkan akan menjual saham ISAT yang dikempit PT Tower Bersama Infrastruktur Tbk (TBIG) yang mana sebagian hasil penjualannya bakal dialokasikan untuk pembayaran utang. TBIG mengempit 5% atau setara 239,82 juta saham ISAT. Namun, lagi-lagi Curt belum bisa memastikan untuk mengeksekusi opsi yang satu ini. Pasalnya, penjualan ini baru bisa dieksekusi setelah masa lock up-nya usai pada Agustus mendatang. Setelah lock up selesai, manajemen bakal mengkaji secara mendalam apakah akan menjual atau tetap menahan aksinya tersebut. Namun, Curt mengaku, langkah penjualan saham ISAT di TBIG merupakan opsi yang menarik lantaran penjualan itu memiliki nilai yang besar. "Dan tidak ada alasan bagi kami untuk menahannya untuk jangka panjang," pungkasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.