JAKARTA. Belakangan ini, minat perusahaan asal Indonesia mencari dana ke luar negeri semakin meningkat. Yang terbaru, dua emiten sektor di telekomunikasi, PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Bakrie Telecom Tbk (BETL), berencana menerbitkan obligasi global. Peter Kuncewicz, Direktur Keuangan Indosat, mengatakan, penerbitan obligasi global ini bertujuan untuk refinancing alias melunasi utang yang jatuh tempo tahun ini. "Rencananya, awal Februari nanti, kami akan menunjuk penasihat pencarian dana ini," katanya, di sela-sela Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) ISAT di Jakarta, kemarin. Dia menambahkan, Indosat telah mengirimkan proposal permintaan atau request for proposal (RFP) kepada beberapa perusahaan penasehat keuangan. Sayang, Kuncewicz masih enggan mengungkapkan jumlah calon penjamin emisi (underwriter) yang sedang dijajaki ISAT.
Dia juga tidak mau mengatakan nilai obligasi yang akan diterbitkannya. "Saya tidak mau bilang angka," ujarnya. Berdasarkan informasi yang diperoleh KONTAN, nilai obligasi anyar ISAT itu mencapai US$ 750 juta. Harry Sasongko Tirtotjondro, Direktur Utama ISAT, menambahkan, jumlah utang yang akan jatuh tempo tahun ini mencapai Rp 4,5 triliun. Dana pembayarannya dari kas internal dan instrumen pendanaan lain. Selain itu, ISAT akan mencari dana dari eksternal untuk membiayai belanja modal (capex) tahun ini. ISAT akan memakai dana ini untuk mendukung ekspansi usaha, seperti penambahan jaringan dan perbaikan layanan. "Angkanya sangat signifikan, kami akan diskusikan dulu dengan pemegang saham," ujar Harry. Kemungkinan, kepastian bujet capex itu akan dirilis Maret mendatang.Sebelumnya, manajemen ISAT pernah bilang, dana capex ISAT tahun ini berkisar US$ 720 juta atau lebih tinggi 20% dari tahun lalu. Sedangkan hingga akhir 2009, jumlah pelanggan ISAT sebanyak 33,1 juta. Jumlah ini naik 15% dari kuartal ketiga tahun lalu.Sebagai tambahan informasi, Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) ISAT, kemarin, memutuskan pergantian satu direktur. Yaitu, Kaizad B. Heerjee dengan Laszlo Imre Barta. Pria Bulgaria ini sebelumnya menjabat Direktur Pemasaran Grameenphone, Bangladesh. Dua Komisaris Indosat juga diganti oleh Alexander Rusli dan Chris Kanter. BTEL seleksi underwriter