ISAT mendapat pinjaman Rp 1 triliun



JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) segera menambah lagi utang sebesar Rp 1 triliun. Utang baru itu akan ISAT gunakan untuk refinancing utang dan belanja modal di tahun depan. Pada 2014, ISAT menganggarkan belanja modal hampir sama dengan tahun ini, sebesar Rp 8 triliun.

Rencananya, utang baru itu akan berdenominasi dollar Amerika Serikat dan rupiah. ISAT mendapatkan utang dollar AS dari sebuah bank asing. Untuk utang rupiah, Indosat memperolehnya dari salah satu bank BUMN. "Realisasinya dalam waktu dekat," ungkap Andromeda H. Tristanto, Division Head Investor Communications ISAT, kemarin.

Juli 2013 lalu, ISAT sebetulnya memperoleh fasilitas utang dari PT Bank Central Asia Tbk sebesar Rp 1 triliun. Utang ini bertenor 5 tahun dengan bunga tetap 9%. Andromeda mengaku, pihaknya belum menarik fasilitas utang ini.


Sebagai catatan, total utang ISAT saat ini mencapai Rp 20,29 triliun. Dari jumlah ini, hampir separuhnya utang dalam dollar AS yakni sebesar US$ 965,1 juta.

Di tahun ini, utang jatuh tempo ISAT cuma Rp 4 triliun. ISAT telah melunasi sebagian besar utang tersebut. Sisa utang yang jatuh tempo sampai akhir tahun tinggal Rp 100 miliar.

Andromeda bilang, di tahun depan, utang jatuh tempo ISAT mencapai US$ 70 juta. Sedangkan, utang obligasi dollar AS yang cukup besar, US$ 650 juta, baru akan jatuh tempo di tahun 2020.

Sekretaris Korporasi ISAT Strasfiatri Auliana mengatakan, ISAT melakukan lindung nilai atau hedging 35% utang dalam mata uang asingnya. ISAT pun telah menghitung bahwa setiap pelemahan Rp 100 terhadap dollar AS, utang ISAT naik Rp 100 miliar.

Analis MNC Securities Reza Nugraha menilai, tambahan utang ini akan berbahaya bagi kinerja ISAT. Pada semester pertama lalu, liabilitas ISAT mencapai Rp 34,74 triliun, dan ekuitasnya Rp 18,87 triliun. Ini berarti rasio utang terhadap modal atau debt to equity ratio (DER) ISAT mencapai 1,84 kali. "Tingginya DER ini membuat kinerja mereka jelek," ujarnya.

Reza menilai, gara-gara itu, ISAT mengalami kerugian Rp 237 miliar di semester pertama lalu. Dia memprediksi, sampai akhir tahun pertumbuhan laba ISAT akan di bawah 1% dan pertumbuhan pendapatan antara 1% sampai 3%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati