ISAT, MSIN Hingga LPGI Akan Stock Split, Simak Rekomendasi Sahamnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Sejumlah emiten bersiap melakukan aksi pemecahan saham (stock split). Di antaranya adalah PT MNC Digital Entertainment Tbk (MSIN), PT Indosat Tbk (ISAT) dan PT Lippo General Insurance Tbk (LPGI).

MSIN berencana menggelar stock split dengan rasio 1:5. Rapat Umum Pemegang Saham Luar Biasa (RUPSLB) untuk meminta persetujuan atas aksi korporasi ini akan berlangsung pada 23 September 2024, sedangkan perdagangan efektif nominal baru dijadwalkan pada 7 Oktober 2024.

ISAT akan memecah saham dengan rasio 1:4 atas seluruh saham seri B. RUPSLB dijadwalkan pada 24 September 2024. Sedangkan tanggal perdagangan nilai nominal baru di pasar reguler dan pasar negosiasi akan dilakukan pada 14 Oktober 2024.


LPGI bakal stock split dengan rasio 1:10. RUPSLB akan berlangsung pada 21 Agustus 2024, dan perdagangan saham dengan nilai nominal baru di pasar regular dan pasar negosiasi akan dimulai pada 17 September 2024.

Baca Juga: Rekomendasi Saham Emiten Sektor Ritel: AMRT, MIDI, ACES, MAPI, dan RALS

Sebelum ketiga emiten tersebut, ada sejumlah emiten yang lebih dulu mengeksekusi aksi stock split pada tahun ini. Di antaranya PT Dian Swastatika Sentosa Tbk (DSSA) dan PT Indospring Tbk (INDS) dengan rasio stock split 1:10, serta PT Panca Budi Idaman Tbk (PBID) dengan rasio 1:4.

Pengamat & Praktisi Pasar Modal Riska Afriani melihat stock split sebagai aksi korporasi wajar yang dilakukan emiten untuk meningkatkan likuditas sahamnya. Apalagi mempertimbangkan investor ritel dengan profil usia muda alias gen z yang saat ini cukup mendominasi demografi investor pasar modal.

"Hal yang tepat melakukan stock split untuk lebih menjangkau investor dari setiap kalangan. Namun strategi untuk saham stock split akan kembali lagi pada preferensi investor," kata Riska kepada Kontan.co.id, Minggu (18/8).

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menambahkan, daya tarik saham yang akan atau telah menggelar stock split akan kembali pada kondisi fundamental, kinerja keuangan, serta valuasi saham. Faktor lainnya adalah sentimen yang sedang mengiringi sektor industri atau emiten tersebut.

Analis Stocknow.id Abdul Haq Alfaruqy menyoroti, pelaksanaan stock split cukup memudahkan investor dalam membeli saham. Apalagi yang secara harga sudah sangat tinggi, seperti DSSA yang sempat menjadi saham termahal di Bursa Efek Indonesia.

Abdul Haq mengamati ada lonjakan transaksi pada saham DSSA dari sebelum dan setelah stock split. Dus, harga saham DSSA kembali melanjutkan penguatan. Harga DSSA sedang parkir di area Rp 40.350 per saham hingga perdagangan Jum'at (16/8), dan telah mengakumulasi lonjakan harga 404,38% secara year to date.

Hanya saja, Abdul Haq turut mengingatkan aksi stock split tidak sertamerta akan langsung meningkatkan likuiditas dan mendorong harga saham emiten. "Kembali lagi kepada minat investor terhadap fundamental maupun teknikal saham tersebut," ungkap Abdul Haq.

Baca Juga: Arah IHSG dan Rekomendasi Saham Unggulan Analis Menyambut RAPBN 2025

Founder WH-Project William Hartanto mengamati, pada umumnya tren harga akan selaras saat sebelum dan sesudah stock split. "Respons positif sudah terjadi dari sebelum split. Setelah split, tren harga berlanjut sesuai dengan tren sebelumnya," ungkap William.

Dus, pelaku pasar perlu mencermati tren awal emiten sebelum stock split. Di antara emiten yang segera stock split, William melihat ISAT dan MSIN menarik dikoleksi, dengan strategi trading buy. Lalu, wait and see bagi saham LPGI.

Kepala Riset FAC Sekuritas Indonesia Wisnu Prambudi Wibowo melihat tiga emiten yang segera stock split, yakni ISAT, MSIN dan LPGI punya kinerja yang cukup positif di semester I-2024. Sehingga pelaku pasar berpotensi merespons positif aksi korporasi dari ketiga emiten tersebut. 

Sedangkan Abdul Haq menyematkan rekomendasi buy untuk saham ISAT, dengan target harga di level Rp 11.925 - Rp 12.325 dan stoploss di area Rp 10.800. Sukarno juga menjagokan ISAT dengan mencermati potensi kenaikan 5% - 10%, kemudian wait and see pada saham MSIN.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .