ISAT siap kurangi beban utang



JAKARTA. PT Indosat Tbk (ISAT) akan memakai dana hasil penjualan 2.500 menara untuk dua keperluan. Masing-masing adalah pelunasan utang dan membiayai belanja modal di 2012.

Soal pelunasan utang, misalnya, ISAT berniat melunasi utang yang akan jatuh tempo di tahun ini. "Terutama utang yang memiliki bunga tinggi," kata Djarot Handoko, Division Head Public Relations ISAT kepada KONTAN, Kamis (9/2).

Dengan pelunasan utang, ISAT berharap bebannya makin ringan. Namun Djarot enggan menyebutkan nilai utang yang akan dibayar. Dia juga menolak membeberkan besaran utang yang jatuh tempo tahun ini. untuk membayar utang jatuh tempo tahun ini.


Seperti kita tahu, ISAT baru saja merampungkan kesepakatan penjualan 2.500 menara base transceiver station (BTS) kepada PT Tower Bersama Infrastructure Tbk (TBIG). Dari aksi itu, ISAT meraup US$ 406 juta atau Rp 3,65 triliun. Tapi tak seluruh pembayaran berupa uang tunai, sebagian lagi berupa 5% saham TBIG.

ISAT juga masih memiliki perjanjian dengan TBIG, yaitu bagi hasil (sharing) pendapatan dari menara yang dibeli. Sharing pendapatan ini senilai US$ 113 juta atau Rp 1,02 triliun.

Sebelumnya, Stefan Carlsson, Direktur dan Chief Financial Officer (CFO) ISAT, pernah bilang perseroan akan melunasi utang US$ 300 juta pada tahun ini. Jumlah itu lebih tinggi dari perampingan utang 2011 yang mencapai US$ 200 juta. Seperti tahun lalu, utang tahun ini juga akan dibayar dengan arus kas bebas atau free cash flow milik perusahaan.

Mengacu ke laporan keuangan ISAT per akhir September 2011, utang yang jatuh tempo pada 2012 antara lain utang ke Bank Mandiri dan Bank BCA, masing-masing senilai Rp 2 triliun. Bunga kedua utang itu sama, yaitu sekitar 9,75% pada tahun pertama, 10,5% pada tahun kedua, dan di tahun ketiga hingga kelima setara JIBOR 3 bulan plus 1,5% per tahun.

Emiten itu juga masih punya utang ke Bank CIMB Niaga senilai Rp 75 miliar dengan bunga 14,5% per tahun. Bunga ini dapat berubah sesuai harga pasar. Di sisi lain, ISAT masih memiliki utang obligasi yang jatuh tempo pada 2013 senilai Rp 86 miliar.

Total utang ISAT per akhir September tahun lalu adalah Rp 31,59 triliun. Selama Januari hingga September 2011, ISAT telah memangkas utang Rp 2,4 triliun. Di kuartal III tahun 2010, utang yang dipangkas Rp 5,6 triliun.

Djarot menolak menyebutkan berapa dana hasil penjualan menara yang akan dipakai untuk belanja modal tahun ini. Perseroan akan mengumumkan setelah laporan keuangan 2011 dirilis. Sebelumnya pengelola ISAT pernah menyebutkan alokasi belanja modal 2012 senilai US$ 600 juta.

Dengan penjualan 2.500 menara, manajemen ISAT akan kehilangan kontribusi pendapatan sewa dari menara. Per akhir September 2011 pendapatan sewa menara ISAT sebesar Rp 307,36 miliar, naik dari periode yang sama 2010 sebesar Rp 166,94 miliar. Jumlah pendapatan sewa ini setara 2,44% dari pendapatan konsolidasi ISAT yang mencapai Rp 12,59 triliun.

Reza Priyambada, Kepala Riset Indosurya Asset Management, menilai strategi ISAT menjual menara berdampak positif bagi perseroan ini. ISAT bisa memangkas biaya operasional perawatan menara. "Selama ini kenaikan beban operasional lebih besar dibanding kenaikan pendapatan," kata Reza.

Menurut Reza, ISAT juga bisa lebih kompetitif bersaing di bisnis inti, yaitu menyediakan jasa telekomunikasi. "Meski konsekuensinya adalah kehilangan pendapatan dari menara," kata Reza.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Djumyati P.