Seni melukis tembok alias mural kini sudah menjadi sumber penghidupan bagi Rolly Bandhriyo. Berawal dari sekadar iseng, kini pria lulusan jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tersebut sukses meraup omzet tebal dari jasa pembuatan mural. Rolly mulai mengenal mural sejak tahun 2000. Tepatnya setahun menjelang masa akhir pendidikannya di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta. Kebiasaan menggambar tembok terus dilakukan saat ia kuliah di UNY. Ia biasa menggambar di tembok atau dinding ruang publik di jalan-jalan Kota Yogyakarta dengan pesan moral. Atas tiap karya yang dihasilkan, ia bubuhi identitas LoveHateLove.
Iseng-isengnya Rolly beromzet semiliar
Seni melukis tembok alias mural kini sudah menjadi sumber penghidupan bagi Rolly Bandhriyo. Berawal dari sekadar iseng, kini pria lulusan jurusan Seni Rupa Universitas Negeri Yogyakarta (UNY) tersebut sukses meraup omzet tebal dari jasa pembuatan mural. Rolly mulai mengenal mural sejak tahun 2000. Tepatnya setahun menjelang masa akhir pendidikannya di Sekolah Menengah Seni Rupa (SMSR) Yogyakarta. Kebiasaan menggambar tembok terus dilakukan saat ia kuliah di UNY. Ia biasa menggambar di tembok atau dinding ruang publik di jalan-jalan Kota Yogyakarta dengan pesan moral. Atas tiap karya yang dihasilkan, ia bubuhi identitas LoveHateLove.