ISIS Mengaku Bertanggung Jawab Atas Serangan Gereja Katolik Istanbul



KONTAN.CO.ID - ISIS akhirnya mengaku bertanggung jawab atas serangan terhadap gereja Katolik Roma di Istanbul, Turki, pada hari Minggu (28/1). Serangan yang terjadi saat Misa itu menewaskan satu orang.

Dalam pernyataan terbarunya, ISIS mengatakan bahwa mereka menyerang pertemuan umat Kristen 'yang tidak beriman' selama upacara politeistik di dalam Gereja Santa Maria di lingkungan Buyukdere di Istanbul.

Melansir AP News, pengakuan ISIS itu dipublikasikan di Aamaq, cabang media kelompok militan mereka, lengkap dengan foto dua pria bertopeng memegang senjata yang diidentifikasi sebagai penyerang.


Baca Juga: AS Kembali Melabeli Houthi Sebagai Kelompok Teroris Global

Menteri Dalam Negeri Turki, Ali Yerlikaya. mengatakan bahwa dua pria yang dia gambarkan sebagai anggota kelompok ISIS telah ditangkap dalam serangan tersebut. Satu tersangka berasal dari Tajikistan dan satu lagi dari Rusia.

"Kami tidak akan pernah mentolerir mereka yang mencoba mengganggu perdamaian negara kami. Teroris, kolaborator mereka, baik kelompok kriminal nasional maupun internasional, dan mereka yang bertujuan untuk persatuan dan solidaritas kami," kata Yerlikaya.

ISIS menggambarkan serangan mereka menewaskan satu orang dan melukai beberapa orang lainnya, sementara otoritas keamanan Turki memastikan tidak ada korban luka, hanya ada satu orang tewas.

Pasca serangan, polisi Turki melakukan penggerebekan dan berhasil menahan 51 orang, dengan 23 di antaranya dikirim ke pusat penahanan untuk menunggu deportasi.

Baca Juga: Arab Saudi Bersiap Membuka Toko Alkohol Pertamanya di Riyadh

Kantor berita swasta Turki, DHA, melaporkan bahwa kedua tersangka mengendarai mobil yang dibawa dari Polandia ke Istanbul setahun lalu. Para penyerang panik dan melarikan diri setelah senjatanya macet.

Sebelumnya, pada 3 Januari 2024, 25 tersangka anggota ISIS ditangkap di berbagai lokasi di Turki dan dituduh merencanakan serangan terhadap gereja dan sinagog.

ISIS sebelumnya tidak menargetkan tempat ibadah di Turki, namun telah melakukan serangkaian serangan mematikan di negara tersebut seperti penembakan di klub malam Istanbul pada tahun 2017 yang menewaskan 39 orang dan serangan bom tahun 2015 di Ankara yang menewaskan 109 orang.