Israel Ajukan Permohonan Gencatan Senjata Selama Dua Bulan Kepada Hamas



KONTAN.CO.ID - Melalui Qatar dan Mesir sebagai mediator, Israel mengajukan permohonan gencatan senjata selama dua bulan kepada Hamas.

Permintaan tersbut diajukan Israel sebagai bagian dari kesepakatan untuk membebaskan semua sandera yang ditahan di Gaza.

Sayangnya, proposal tersebut tidak mencakup janji untuk mengakhiri perang, namun Israel bersedia mengurangi kehadiran pasukan mereka di kota-kota besar di Gaza dan secara bertahap mengizinkan penduduk untuk kembali ke wilayah utara yang hancur.


Baca Juga: Serangan Israel Melumpuhkan Sejumlah Rumah Sakit di Khan Younis, Gaza

Pembebasan Sandera dalam Beberapa Tahap

Situs berita AS, Axios, pada hari Senin (22/1) melaporkan bahwa kesepakatan itu akan dilakukan dalam beberapa tahap.

Tahap pertama adalah pembebasan perempuan, laki-laki berusia di atas 60 tahun, dan mereka yang berada dalam kondisi medis kritis.

Tahap selanjutnya akan melibatkan pembebasan tentara perempuan, laki-laki muda sipil, tentara laki-laki dan jenazah sandera.

Baca Juga: Inggris "Kecewa" dengan Sikap PM Israel Netanyahu Terhadap Negara Palestina

Pejabat Israel, yang berbicara secara anonim, mengatakan kesepakatan itu diperkirakan akan memakan waktu sekitar dua bulan untuk diterapkan.

Hamas berhasil membawa 250 sandera setelah melakukan serangan ke Israel pada 7 Oktober 2023. Sekitar 130 orang masih berada di Gaza, sementara sisanya telah dipulangkan secara berkala melalui sejumlah kesepakatan.

Menurut Israel, jumlah sandera yang masih ada di Gaza saat ini mencakup 28 orang yang tewas.