Israel punya ratusan daftar target di Gaza



TEL AVIV. Angkatan Bersenjata Israel mengaku, masih ada ratusan daftar sasaran yang ingin diserang di wilayah Gaza, pada hari keempat operasi militer terhadap kelompok Palestina, Hamas.

Meskipun Israel telah melancarkan ratusan serangan sejak Rabu (14/11), ratusan target baru masih menjadi target serangan udara negara itu. Hal tersebut disampaikan oleh juru bicara militer Avital Leibovich Sabtu (17/11).

"Tujuan pertama dan utama adalah melindungi tiga juta warga Israel yang saat ini menghadapi ancaman nyata dari serangan roket. Tujuan kedua adalah melumpuhkan organisasi teroris yang banyak berada di Gaza, tentu saja yang utama adalah Hamas," ucap Leibovich.


Menurutnya, serangan yang ditujukan terhadap segala sesuatu yang menjadi milik Hamas, termasuk para petempurnya halal dilakukan. Hamas menguasai wilayah Gaza, Palestina.

Angkatan Udara dan Angkatan Laut Israel telah melancarkan serangan ke Jalur Gaza selama empat hari terakhir, tetapi sasaran serangan semakin luas. Kantor Perdana Menteri Hamas dan gedung kabinet tidak luput dari serangan Israel.

Badai roket

Leibovich memastikan militer dan sayap politik Hamas tidak dibedakan dalam operasi militer. Meskipun serangan Israel terhadap Gaza gencar, tembakan roket dari Jalur Gaza tidak mereda.

Sebanyak 60 roket mendarat di wilayah Israel pada hari Sabtu saja. Tembakan roket tersebut menghancurkan beberapa gedung dan melukai empat tentara.

Israel mengklaim militer berhasil menembak jatuh rudal yang diarahkan ke Tel Aviv.

Menyikapi perang yang makin memanas, Menteri Luar Negeri Tunisia mengadakan kunjungan ke Gaza dan menyerukan kepada negara-negara Arab untuk menghentikan agresi Israel.

"Apa yang dilakukan Israel di Gaza tidak bisa diterima dan tidak sah. Itu jelas sekali. Israel harus tahu bahwa dunia sedang berubah," tegas Menlu Tunisia, Rafik Abdessalem di Gaza.

Ia menyebut, menyebut tindakan Israel melanggar hukum dan negara itu tidak berada di atas hukum internasional. “Kami mengecam aksi itu," tandasnya.

Pekan ini, Presiden Mesir mengadakan pertemuan dengan para pemimpin Hamas, Turki dan Qatar untuk mencari solusi pertikaian ini.

Editor: