Israel Serang Kompleks Rumah Sakit di Gaza, Warga Sipil dan Jurnalis Jadi Korban



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Israel telah menyerang tiga rumah sakit di Gaza, termasuk kompleks medis terbesar di wilayah tersebut, yang mengakibatkan banyak korban jiwa, kata Kementerian Kesehatan di wilayah yang dikuasai Hamas tersebut.

Militer Israel menyerang halaman di kompleks Rumah Sakit al-Shifa, tempat ribuan pengungsi Palestina berlindung, kata juru bicara Kementerian Kesehatan Ashraf al-Qudra pada hari Jumat.

“Israel sekarang melakukan langkah-langkah berbahaya terhadap rumah sakit untuk membuat mereka tidak berfungsi lagi dan kemudian menggusur orang-orang yang berlindung di sana, serta pasien dan petugas medis,” kata al-Qudra kepada Al Jazeera.


Baca Juga: Dapat Tekanan dari AS, Benjamin Netanyahu Menghentikan Sementara Pertempuran di Gaza

Militer Israel mengatakan bahwa Hamas mengoperasikan pusat komando di lokasi rumah sakit, termasuk pintu masuk ke jaringan terowongannya yang luas, namun hal ini dibantah oleh Hamas dan pejabat rumah sakit.

Para pejabat Israel tidak segera mengomentari laporan serangan terbaru tersebut.

Mohammad Abu Salmiya, direktur jenderal Rumah Sakit al-Shifa, mengatakan serangan itu mengenai warga sipil yang berada di sebelah sejumlah jurnalis di halaman, melukai empat orang, termasuk dua orang dalam kondisi kritis.

“Hal ini menimbulkan banyak korban jiwa, termasuk luka kritis. Bisa jadi terjadi pembantaian di tempat ini karena banyaknya orang di kompleks ini,” kata Abu Salmiya kepada Al Jazeera.

Baca Juga: Korea Utara Sebut AS Sebagai Pedagang Perang Karena Terus Mendukung Israel

“Sebelumnya, mereka mengebom sebuah gedung yang sangat dekat dengan rumah sakit. Dan sekarang, terjadi bentrokan hebat dan pemboman besar-besaran di dekat rumah sakit,” terangnya.

Abu Salmiya mengatakan bahwa petugas medis dan pasien berada dalam ketakutan karena ledakan yang hampir terus-menerus terjadi di dekat fasilitas tersebut.

“Tidak ada satu detik pun yang berlalu tanpa pengeboman di dekat rumah sakit. Banyak jendela rumah sakit yang pecah, dan ada ketakutan serta kecemasan di antara petugas medis, pasien, dan pengungsi,” katanya.

Editor: Handoyo .