KONTAN.CO.ID - Tentara Israel mengklaim telah menemukan sebuah pabrik senjata bawah tanah di Gaza. Salah satu senjata yang diduga diproduksi adalah rudal jarak jauh. Melansir
Reuters, militer Israel mengatakan bahwa pabrik bawah tanah itu juga memproduksi salinan atau adaptasi amunisi standar seperti mortir. Pabrik itu juga disebut terhubung dengan seluruh jaringan terowongan bawah tanah yang digunakan Hamas. Dalam penyelidikan hari Senin (8/1), militer Israel juga menemukan berbagai tabung dan komponen logam serta selongsong peluru di bagian atas ruang bawah tanah. Terlihat juga rak logam panjang yang menyimpan rudal dan lift yang mengarah ke bawah ke dalam terowongan.
"Dari lift, mereka menyimpan roket di tempat yang aman dan kemudian turun ke area lain di dalam sistem terowongan. Di satu tempat Anda membuat roket, di tempat lain Anda meluncurkannya," kata kepala juru bicara militer Israel, Laksamana Muda Daniel Hagari.
Baca Juga: Peringatan Israel untuk Hizbullah: Hati-Hati, Bisa Muncul Perang Baru Pabrik senjata bawah tanah itu merupakan yang terbaru dari serangkaian instalasi terowongan bawah tanah yang ditemukan Israel sejak perang berkecamuk pada 7 Oktober lalu. Pasca temuan itu, para pejabat militer Israel mengatakan Hamas sengaja menempatkan infrastruktur militer di wilayah sipil agar lebih sulit untuk diserang, sebuah klaim yang terus disangkal Hamas. Hingga hari Senin, otoritas kesehatan Gaza melaporkan ada lebih dari 22.000 warga Palestina di Gaza yang terbunuh akibat serangan Israel. Hampir seluruh dari 2,3 juta populasi di wilayah itu kini mulai mengungsi ke selatan. Di saat yang sama, Israel mengaku telah hampir selesai dengan operasi militernya di utara dan akan segera bergerak ke tengah dan selatan Gaza. Juru bicara militer Israel mengatakan, pasukan Israel kini telah sepenuhnya membongkar kerangka militer Hamas di Gaza utara. Saat ini mereka telah membunuh sekitar 8.000 pejuang dan siap mengakhiri operasi tempur.
Baca Juga: Selesai di Utara, Tentara Israel Mulai Fokus Menyisir Gaza Tengah dan Selatan "Pertempuran akan terus berlanjut selama tahun 2024. Kami beroperasi sesuai dengan rencana untuk mencapai tujuan perang, untuk membubarkan Hamas di utara dan selatan," kata juru bicara militer Israel, dikutip
Al Jazeera. Klaim keberhasilan itu disampaikan ketika utusan utama Amerika dan Eropa mengunjungi wilayah tersebut pada hari Minggu (7/1). Klaim itu juga menjadi peringatan kepada dunia bahwa jumlah korban sipil yang tewas berpotensi akan terus bertambah seiring meluasnya target operasi militer Israel. "Pejuang Hamas (meski) tanpa kerangka kerja dan tanpa komandan masih ada. Pertempuran yang tersebar mungkin terjadi, bersamaan dengan roket yang diluncurkan secara sporadis ke arah Israel. Namun Hamas tidak lagi beroperasi secara terorganisir di wilayah tersebut," kata militer Israel.