Israel Tuduh WHO Bersekongkol dengan Hamas



KONTAN.CO.ID - Israel menuduh Organisasi Kesehatan Dunia (WHO) telah berkolusi dengan Hamas. Israel merasa WHO mengabaikan bukti bahwa Hamas telah menggunakan rumah sakit sebagai markas.

Duta besar Israel untuk PBB, Meirav Eilon Shahar, bahwa buruknya sistem kesehatan di Gaza merupakan akibat dari Hamas yang menempatkan diri di rumah sakit dan menggunakan perisai manusia.

Shahar juga mengklaim bahwa Pasukan Pertahanan Israel (IDF) selalu menemukan jejak Hamas di setiap rumah sakit yang digeledah.


"Di setiap rumah sakit yang digeledah oleh IDF di Gaza, mereka menemukan bukti penggunaan militer oleh Hamas. Ini adalah fakta tak terbantahkan yang berulang kali diabaikan oleh WHO. Ini bukanlah ketidakmampuan, itu adalah kolusi," kata Shahar dalam pertemuan dewan eksekutif WHO hari Kamis (25/1), dikutip AFP.

Baca Juga: Israel Ingin Sandera Dibebaskan, Tapi Tidak Ingin Perang Dihentikan

Pada bulan Desember 2023, perwakilan WHO untuk wilayah Palestina, Richard Peeperkorn, mengatakan bahwa WHO tidak melihat apa yang dituduhkan oleh Israel terhadap rumah sakit di Gaza.

Di sisi lain, dirinya mengatakan bahwa WHO tidak dalam posisi untuk menegaskan bagaimana rumah sakit mana pun digunakan.

"Kami dalam misi kami belum pernah melihat hal seperti ini di lapangan. Peran WHO adalah memantau, menganalisis, dan melaporkan. Kami bukan organisasi investigasi," kata Peeperkorn akhir tahun lalu.

WHO tidak memberikan tanggapan terhadap tuduhan terbaru yang dilayangkan pihak Israel, meski badan PBB itu dianggap mengetahui para sandera ditahan di rumah sakit dan teroris beroperasi di dalamnya.

Baca Juga: AS Akan Pantau Ketat Israel Akibat Korban Sipil yang Terus Meningkat

"Bahkan ketika diberikan bukti nyata tentang apa yang terjadi di bawah tanah dan di atas tanah, WHO memilih untuk menutup mata, membahayakan orang-orang yang seharusnya mereka lindungi," lanjut Shahar.

Israel saat ini masih dalam misi memusnahkan Hamas setelah mendapatkan serangan pada 7 Oktober 2023. 

Saat itu Hamas menyandera 250 orang Israel. Melalui serangkaian kesepakatan, sejumlah sandera telah dibebaskan. Sekitar 132 orang masih berada di Gaza, jumlah itu termasuk sedikitnya 28 jenazah sandera yang tewas.

Sebagai respons atas serangan itu, Israel melancarkan serangan brutal ke Gaza. Otoritas kesehatan Gaza melaporkan bahwa serangan tersebut telah menewaskan sedikitnya 25.700 orang, 70% di antaranya adalah wanita dan anak-anak.