JAKARTA. Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief meyakini banjir di DKI Jakarta bakal berkurang drastis pada tahun 2016 setelah rampungnya sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Sodetan itu diperkirakan Kementerian Pekerjaan Umum rampung pada Maret 2015."Jadi, 2016 banjir akan berkurang drastis," kata Andi di Jakarta seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet, Senin (20/1/2014), menyikapi banjir yang kembali terjadi di sejumlah wilayah Jakarta.Andi menjelaskan, salah satu persoalan serius penyebab seringnya Jakarta direndam banjir karena keterbatasan daya tampung Kanal Banjir Barat dari Pintu Air Manggarai, yakni hanya 290-340 meter kubik per detik. Apabila debit air yang tercatat di Bendung Katulampa berkisar antara 275-441 meter kubik per detik, status Jakarta adalah Siaga 2."Jika debit air yang tercatat di atas 441 meter kubik per detik, maka status Jakarta adalah Siaga 1," kata Andi.Status Siaga 1 dan 2 merupakan peringatan kepada warga penduduk DKI Jakarta yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung untuk bersiap menghadapi luapan air Sungai Ciliwung.Andi menambahkan, peningkatan debit signifikan di Bendung Katulampa terjadi sejak 1985. Beberapa kali debit air yang melimpah mencapai angka 600 meter kubik per detik.Catatan banjir pada tahun 1996, 2002, dan 2007, debit yang melewati Bendung Katulampa lebih dari 600 meter kubik per detik, bahkan pada tahun 2010 mencapai rekor 630 meter kubik per detik.Guna mengantisipasi luapan banjir Sungai Ciliwung, kata Andi, pemerintah pusat telah membangun infrastruktur Kanal Banjir Timur, yang didesain untuk membagi beban kiriman dari hulu daerah aliran Sungai Ciliwung. KBT direncanakan mampu menampung 350 meter kubik detik. (Sandro Gatra)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Istana: 2016 banjir Jakarta akan berkurang drastis
JAKARTA. Staf Khusus Presiden Bidang Bencana dan Bantuan Sosial Andi Arief meyakini banjir di DKI Jakarta bakal berkurang drastis pada tahun 2016 setelah rampungnya sodetan dari Sungai Ciliwung ke Kanal Banjir Timur. Sodetan itu diperkirakan Kementerian Pekerjaan Umum rampung pada Maret 2015."Jadi, 2016 banjir akan berkurang drastis," kata Andi di Jakarta seperti dikutip situs Sekretariat Kabinet, Senin (20/1/2014), menyikapi banjir yang kembali terjadi di sejumlah wilayah Jakarta.Andi menjelaskan, salah satu persoalan serius penyebab seringnya Jakarta direndam banjir karena keterbatasan daya tampung Kanal Banjir Barat dari Pintu Air Manggarai, yakni hanya 290-340 meter kubik per detik. Apabila debit air yang tercatat di Bendung Katulampa berkisar antara 275-441 meter kubik per detik, status Jakarta adalah Siaga 2."Jika debit air yang tercatat di atas 441 meter kubik per detik, maka status Jakarta adalah Siaga 1," kata Andi.Status Siaga 1 dan 2 merupakan peringatan kepada warga penduduk DKI Jakarta yang tinggal di bantaran Sungai Ciliwung untuk bersiap menghadapi luapan air Sungai Ciliwung.Andi menambahkan, peningkatan debit signifikan di Bendung Katulampa terjadi sejak 1985. Beberapa kali debit air yang melimpah mencapai angka 600 meter kubik per detik.Catatan banjir pada tahun 1996, 2002, dan 2007, debit yang melewati Bendung Katulampa lebih dari 600 meter kubik per detik, bahkan pada tahun 2010 mencapai rekor 630 meter kubik per detik.Guna mengantisipasi luapan banjir Sungai Ciliwung, kata Andi, pemerintah pusat telah membangun infrastruktur Kanal Banjir Timur, yang didesain untuk membagi beban kiriman dari hulu daerah aliran Sungai Ciliwung. KBT direncanakan mampu menampung 350 meter kubik detik. (Sandro Gatra)Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News