Istana Garuda IKN: Tinggalkan Bayang-bayang Kolonial di Tanah Air



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR), Basuki Hadimuljono, menegaskan bahwa pembangunan Istana Garuda di Ibu Kota Nusantara (IKN) bertujuan untuk menghapus pengaruh kolonial di tanah air.

Pernyataan ini disampaikan Basuki saat menghadiri Pembukaan Pameran Bersama Arsip Kepresidenan di Taman Ismail Marzuki (TIM), Jakarta, pada Kamis (8/8).

Basuki menjelaskan bahwa sebagian besar istana yang ada di Indonesia saat ini merupakan warisan infrastruktur dari era kolonial Belanda. Dengan berdirinya Istana Garuda di IKN, diharapkan bahwa para tamu kenegaraan akan melihat bahwa istana tersebut bukan lagi merupakan peninggalan kolonial. 


“Istana Garuda dirancang untuk menjadi simbol kemandirian bangsa kita. Istana-istana yang ada saat ini adalah peninggalan kolonial. Dengan adanya Istana Garuda, tamu negara akan merasa bangga,” ujar Basuki pada Kamis (8/8).

Baca Juga: Menko Airlangga Pastikan Hadir Upacara HUT RI Ke-79 di IKN

Dia juga menambahkan bahwa proyek pengembangan IKN dirancang untuk mencerminkan budaya bangsa Indonesia. Basuki mengungkapkan bahwa pemindahan ibu kota telah dilakukan beberapa kali sebelum dan sesudah kemerdekaan Indonesia, seperti dari Jawa Timur ke Jawa Tengah, dan dari Kartosuro ke Plered.

Selain itu, dalam pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi), rencana pemindahan ibu kota juga sempat terdengar dari Bandung hingga Jonggol, Jawa Barat. Akhirnya, Jokowi memutuskan untuk memindahkan ibu kota ke Penajam Paser Utara, Kalimantan Timur.

“Pemindahan ibu kota ini, seperti yang sering disampaikan oleh Presiden, bukan hanya sekadar memindahkan kota atau gedung. Ini merupakan sebuah transformasi dalam cara membangun, bekerja, dan budaya,” tegasnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .