Istana tak bantah ada pengaruh elite partai



JAKARTA. Sekretaris Kabinet Andi Widjajanto mengakui ada pengaruh elite-elite politik dalam keputusan yang diambil pemerintahan Joko Widodo-Jusuf Kalla. Ia pun tak membantah saat disebut apakah elite-elite itu termasuk Ketua Umum Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan Megawati Soekarnoputri dan Ketua Umum Partai Nasdem Surya Paloh.

"Ya normal, kalau elitenya yang memengaruhi itu Pak Amien Rais, Prabowo, baru bingung. Interaksi poltik, komunikasi politik normal," ujar Andi, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (22/12).

Menurut Andi, Jokowi selalu menjalin komunikasi dengan para elite partai politik karena bagian dari menjaga komitmen dengan tokoh politik dari partai pendukung pemerintah. "Jadi kalau Pak Jokowi tidak melakukan komunikasi dengan Ibu Mega dan SP (Surya Paloh) tapi lebih berkomunikasi dengan Pak Ical atau Pak Prabowo baru bingung," katanya.


Ia mengatakan, pengaruh dari elite politik itu tak selalu ketua umum partai.

"Menteri itu elite politik, eselon itu elite politik. Masa enggak dipengaruhi oleh siapa-siapa," katanya.

Sebelumnya, hasil survei Cyrus Network menunjukkan adanya penilaian masyarakat yang menganggap Presiden Joko Widodo (Jokowi) dipengaruhi sejumlah tokoh dalam menyusun kabinet dan mengambil kebijakan.

Mantan Presiden Megawati Soekarnoputri yang juga Ketua Umum PDI Perjuangan dianggap sebagai tokoh yang paling memengaruhi Jokowi. Sebanyak 83% responden menilai Megawati sebagai tokoh yang paling berpengaruh. Disusul Wakil Presiden Jusuf Kalla dengan persentase 72,8%, kemudian Surya Paloh sebanyak 49,1%, Wiranto 35,7%, Muhaimin Iskandar 26,8%, dan yang menilai pengaruh Luhut Panjaitan sebesar 21,9%. 

Survei ini dilakukan pada 1-7 November 2014 terhadap 1.220 responden yang tersebar di 33 provinsi. Responden dalam survei ini adalah penduduk Indonesia yang berumur minimal 17 tahun dan sudah menikah.

Metode pengumpulan data dilakukan melalui wawancara tatap muka dengan para responden. Adapun tingkat kepercayaan dalam survei ini sebesar 95% dan batas kesalahan (margin of error) lebih kurang 3,1%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan