JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di sepanjang sesi pertama perdagangan Senin (27/2). Analis MNC Securities Edwin Sebayang menilai, selama belum ada kejelasan berapa besaran kenaikan harga BBM bersubsidi, maka investor masih memilih untuk hengkang dari bursa saham Indonesia."Investor cenderung menunggu pemerintah yang sedang mengkaji kemungkinan kenaikan BBM, yang kemungkinan bisa naik Rp 500, Rp 1.000, Rp 1.500 atau bahkan mencapai Rp 2.000," jelasnya.Saat ini, menurut Edwin, persoalan Yunani bukan menjadi topik yang hangat bagi pasar saham Indonesia. Pasar lebih mencemaskan masalah dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap potensi kenaikan harga BBM subsidi di Indonesia.Edwin pun menghitung, jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 500 atau Rp 1.000 per liternya, maka kontribusi terhadap kenaikan inflasi bisa menjadi 5,5% atau naik 1%. Tapi, jika kenaikan mencapai Rp 1.500 - Rp 2.000 per liter, maka inflasi tahun 2012 bisa mencapai 6% - 6,5%."Dengan kemungkinan inflasi naik menjadi 6,5%, otomatis Bank indonesia (BI) juga akan menaikkan suku bunga acuan (BI Rate), minimal 75 bps," urainya. Dus, kenaikan BI rate 75 bps berpotensi mengguncang IHSG turun hingga ke level 3.626. "Inilah yang mencemaskan pasar," katanya.Adapun, hingga akhir sesi kedua hari ini, Edwin memprediksi, tren turun IHSG masih akan berlanjut, dengan pergerakan di kisaran 3.843-3.952. "Investor bisa trading di sektor energi ataupun pertambangan, seperti ITMG, HRUM, INDY, PTBA," sarannya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Isu BBM mencuat, koreksi IHSG akan berlanjut
JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) tertekan di sepanjang sesi pertama perdagangan Senin (27/2). Analis MNC Securities Edwin Sebayang menilai, selama belum ada kejelasan berapa besaran kenaikan harga BBM bersubsidi, maka investor masih memilih untuk hengkang dari bursa saham Indonesia."Investor cenderung menunggu pemerintah yang sedang mengkaji kemungkinan kenaikan BBM, yang kemungkinan bisa naik Rp 500, Rp 1.000, Rp 1.500 atau bahkan mencapai Rp 2.000," jelasnya.Saat ini, menurut Edwin, persoalan Yunani bukan menjadi topik yang hangat bagi pasar saham Indonesia. Pasar lebih mencemaskan masalah dampak kenaikan harga minyak dunia terhadap potensi kenaikan harga BBM subsidi di Indonesia.Edwin pun menghitung, jika pemerintah menaikkan harga BBM bersubsidi Rp 500 atau Rp 1.000 per liternya, maka kontribusi terhadap kenaikan inflasi bisa menjadi 5,5% atau naik 1%. Tapi, jika kenaikan mencapai Rp 1.500 - Rp 2.000 per liter, maka inflasi tahun 2012 bisa mencapai 6% - 6,5%."Dengan kemungkinan inflasi naik menjadi 6,5%, otomatis Bank indonesia (BI) juga akan menaikkan suku bunga acuan (BI Rate), minimal 75 bps," urainya. Dus, kenaikan BI rate 75 bps berpotensi mengguncang IHSG turun hingga ke level 3.626. "Inilah yang mencemaskan pasar," katanya.Adapun, hingga akhir sesi kedua hari ini, Edwin memprediksi, tren turun IHSG masih akan berlanjut, dengan pergerakan di kisaran 3.843-3.952. "Investor bisa trading di sektor energi ataupun pertambangan, seperti ITMG, HRUM, INDY, PTBA," sarannya.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News