Isu Eropa menyebabkan mata uang Asia keok



KUALA LUMPUR. Mata uang Asia melemah pada transaksi pagi ini. Pada pukul 10.07 waktu Kuala Lumpur, ringgit melemah 0,4% menjadi 3,0650 per dollar AS. Sementara, won juga melemah 0,2% menjadi 1.137,25, peso Filipina melemah 0,2% menjadi 42,717, dan rupiah Indonesia melemah 0,4% menjadi 9.175. Posisi yuan juga tertekan sebesar 0,3% menjadi 6,3198. Pelemahan tersebut juga tercermin pada the Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar index. Pagi ini, indeks yang mengukur kekuatan 10 mata uang Asia teraktif versus dollar di luar yen Jepang itu, turun 0,2%. Meski demikian, ada pula mata uang Asia lain yang mencatatkan penguatan. Sebut saja dollar Taiwan yang menguat 0,1% menjadi NT$ 29,513 dan dong Vietnam yang menguat 0,9% menjadi 20.740 per dollar. Isu yang menyebabkan pelemahan mata uang Asia adalah spekulasi investor bahwa krisis utang Eropa akan memangkas permintaan aset-aset berisiko. Faktor tersebut membayangi sentimen positif berupa keputusan China untuk memperlebar transaksi mata uang untuk pertama kalinya dalam lima tahun. "Kian melemahnya perekonomian Eropa akan memukul perusahaan ekspor Asia. Sebab, Asia banyak mengekspor barang ke Eropa. Pengambilan risiko mendorong investor untuk membeli dollar dan surat utang AS sebagai safe haven. Hal itulah yang kemudian memukul mata uang Asia," papar Sean Yokota, currency strategist UBS AG di Singapura.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Barratut Taqiyyah Rafie