Isu Gandeng Muhammadiyah Warnai Penguatan Saham BTN (BBTN)



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Saham PT Bank Tabungan Negara (Persero) Tbk (BBTN) terus menunjukan tren penguatan dalam beberapa pekan terakhir. Ini terjadi di tengah isu mendekatnya BBTN dengan Muhammadiyah untuk mengeksplorasi kerja sama strategis yang menguntungkan kedua belah pihak, termasuk di unit usaha syariah BTN yakni BTN Syariah.

Selama dua pekan berturut-turut, saham BBTN menguat tajam hingga mendekati posisi tertinggi dalam satu bulan terakhir, yakni di level Rp 1.415. Pada perdagangan Jumat (23/8), saham BTN ditutup di level Rp 1.370, naik 4,98% dari posisinya pada pekan sebelumnya.

Kinerja saham BBTN outperformed terhadap Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) yang masih menguat 1,51% dan indeks LQ45 yang naik 1,91% pada pekan ini. Saham BBTN juga outperformed terhadap peers emiten sektor keuangan (IDX Finance) yang naik 2,50%. 


Minat investor asing terhadap saham BBTN turut berkontribusi dalam penguatan akhir-akhir ini. Selama pekan keempat bulan Agustus, investor asing mencatat Net Buy senilai Rp 4 miliar atas saham BBTN, meningkat 10 kali lipat dibandingkan Net Buy pada pekan lalu.

Baca Juga: Moncer, Transaksi BTN Mobile Melonjak 165% di Semester I-2024

Memang, sejumlah sentimen mewarnai peningkatan saham BBTN pada beberapa pekan belakangan, di antaranya termasuk wacana mengenai kemungkinan organisasi Islam terbesar ke dua di Indonesia, Muhammadiyah, menjadi salah satu pemegang saham BTN Syariah, dengan porsi terbesar dipegang BTN. 

Isu ini semakin menguat setelah kedua belah pihak menandatangani kerja sama belum lama ini di Yogyakarta.

Menurut sejumlah pengamat, jika BTN dapat bermitra dengan Muhammadiyah, maka BTN akan mendapatkan keuntungan karena adanya limpahan dana pihak ketiga dari Muhammadiyah ke BTN Syariah. Pasalnya, Muhammadiyah memiliki dana operasional dan dana amal usaha yang tidak terbilang sedikit.

Pada saat yang sama, BTN tengah mencari terobosan lebih banyak untuk menggenjot penghimpunan dana murahnya agar memiliki kemampuan lebih untuk menurunkan biaya dana.

Kenaikan biaya dana ini juga terlihat di BTN Syariah, meskipun hingga kini BTN Syariah mampu membukukan dana murah (Current Account Saving Account/CASA) yang porsinya lebih dari separuh dana pihak ketiganya.

Per Juni 2024, porsi CASA BTN Syariah mencapai 53,5%, lebih tinggi dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar 47,1%. Nilai CASA tersebut mencapai Rp 24,6 triliun, melonjak 50% year-on-year (YoY) dibandingkan periode yang sama tahun lalu sebesar Rp 16,4 triliun.

Di sisi pembiayaan, jika Muhammadiyah dapat bermitra dengan BTN, maka hal ini dapat menjadi karpet merah bagi BTN untuk menyalurkan pembiayaan ke ekosistem Muhammadiyah, baik individual (ritel) maupun pembiayaan modal kerja. Jaringan Muhammadiyah tersebar di berbagai sektor, contohnya rumah sakit dan pendidikan.

 
BBTN Chart by TradingView

“Jika informasi itu benar, maka dampaknya akan signifikan, baik bagi BTN, Muhammadiyah dan paling penting bagi kemajuan industri keuangan syariah di negeri ini. Kedua nya bertemu di saat yang tepat. Kami hanya bisa mendoakan agar terdapat kesamaan visi sehingga bisa berjodoh,” kata Direktur Komite Nasional Keuangan Syariah (KNEKS) Sutan Emir Hidayat dalam acara diskusi media akhir pekan lalu. 

Selama ini, pembiayaan BTN Syariah diminati oleh masyarakat terutama komunitas yang menginginkan pembiayaan perumahan dengan skema syariah. Terbukti, per Juni 2024, BTN Syariah membukukan pertumbuhan pembiayaan perumahan sebesar 22,6% YoY menjadi Rp 40,7 triliun.

Dengan akses pembiayaan dan pendanaan dari Muhammadiyah, BTN Syariah diperkirakan dapat langsung berlari kencang setelah resmi menjadi Bank Umum Syariah (BUS).

Direktur Utama BTN Nixon LP Napitupulu sebelumnya mengatakan, BTN berharap dapat menuntaskan proses spin-off pada kuartal I-2025.

Tidak cukup sampai di situ, dengan kekuatan seperti itu, ada kemungkinan BTN Syariah juga bakal melangkah ke jenjang selanjutnya, yakni melantai di bursa atau melakukan Penawaran Umum Saham Perdana (Initial Public Offering/IPO). Dengan menjadi perusahaan terbuka, pengawasan bakal berlangsung lebih baik lagi dan memampukan BTN Syariah tumbuh lebih cepat. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Anna Suci Perwitasari