Isu inflasi masih memicu rupiah keok



JAKARTA. Rencana kenaikan harga bahan bakar (BBM) bersubsidi masih menjadi penggerus nilai tukar rupiah. Rupiah keok 0,3% ke posisi Rp 9.196 per dollar AS pada pukul 9.27 di Jakarta. Mata uang Garuda tertekan, lantaran asing melepas aset dari pasar domestik karena cemas inflasi akan meningkat seiring kenaikan harga BBM. Dalam bulan ini, kepemilikan asing di surat utang pemerintah tergerus sebesar Rp 1,1 triliun hingga 9 Maret lalu. Tak heran, harga obligasi pun anjlok ke level terendag dalam delapan pekan.Pemerintah akan bertemu dengan parlemen akhir bulan ini untuk membahas pengurangan subsidi energi. Hal itu dilakukan untuk menyesuaikan dengan target inflasi dalam revisi anggaran 2012 yang mencapai level 7%, dari sebelumnya 5,3%.Apressyanti Senthaury, analis treasury di PT Bank Negara Indonesia memperkirakan, rupiah akan cenderung melemah. Ekspektasi inflasi yang lebih tinggi menjadi perhatian utama investor, yang menekan pasar obligasiNamun, melalui situsnya, Bank Indonesia menegaskan akan terus mencermati dan mengintervensi pasar obligasi dan valuta asing untuk menstabilkan mata uang."Rupiah tidak mungkin melemah melebihi level 9.200 per dollar. Tapi, memang sulit bagi Bank Indonesia untuk mempertahankan penguatan mata uang melewati level tersebut jika mempertimbangkan faktor global, seperti dollar yang menguat," ujar Apressyanti, hari ini (14/3).

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Dupla Kartini