JAKARTA. Pemerintah sedang berusaha meningkatkan produksi dan penemuan ladang-ladang minyak dan gas (migas) terbaru. Salah satunya, dengan memangkas proses perizinan supaya lebih sederhana. Namun, kekhawatiran bakal dikriminalisasi justru menghantui para pengambil kebijakan dan pelaku bisnis migas. Dalam diskusi yang digelar Indonesian Petroleum Association (IPA) Jumat (3/7) kemarin, Wakil Kepala SKK Migas M.I. Zikrullah menyebut produksi migas terus menurun. Potensi minyak saat ini 3,751 miliar barel, dan cadangan gas 100 TCF. “Pada 2030 kalau tidak ditemukan ladang baru, produksi sangat kecil,” ujarnya. Lebih lanjut dia menjelaskan, kondisi seperti itu diharapkan bisa dimengerti. Sehingga, butuh berbagai terobosan untuk mempercepat produksi dan penemuan ladang baru.
Isu kriminalisasi membayangi produksi migas
JAKARTA. Pemerintah sedang berusaha meningkatkan produksi dan penemuan ladang-ladang minyak dan gas (migas) terbaru. Salah satunya, dengan memangkas proses perizinan supaya lebih sederhana. Namun, kekhawatiran bakal dikriminalisasi justru menghantui para pengambil kebijakan dan pelaku bisnis migas. Dalam diskusi yang digelar Indonesian Petroleum Association (IPA) Jumat (3/7) kemarin, Wakil Kepala SKK Migas M.I. Zikrullah menyebut produksi migas terus menurun. Potensi minyak saat ini 3,751 miliar barel, dan cadangan gas 100 TCF. “Pada 2030 kalau tidak ditemukan ladang baru, produksi sangat kecil,” ujarnya. Lebih lanjut dia menjelaskan, kondisi seperti itu diharapkan bisa dimengerti. Sehingga, butuh berbagai terobosan untuk mempercepat produksi dan penemuan ladang baru.