KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG), pada transaksi Kamis (29/3), ditutup menguat 0,78% ke level 6.188,98. Namun dalam sepekan terakhir, IHSG sudah merosot 1,04%.

Sepanjang pekan terakhir di bulan Maret, investor asing banyak melakukan aksi jual. Di sisi lain, pemodal lokal wait and see. Dalam sepekan, asing mencatatkan net sell senilai Rp 2,45 triliun.

Sejak awal Maret, pasar sepi sentimen positif, baik dari sisi domestik maupun eksternal. Analis Paramitra Alfa Sekuritas William Siregar pun menilai, penguatan IHSG pada pekan terakhir lantaran ada aksi window dressing.

Pada pekan depan, William melihat pergerakan IHSG cenderung flat to positive. IHSG berpeluang naik karena ada beberapa sentimen. Pertama, rilis inflasi Maret. Data inflasi dari Badan Pusat Statistik (BPS) ini berpotensi mendongkrak IHSG.

Kedua, masa penantian laporan keuangan berakhir dan berganti musim, yakni masa pembagian dividen. Nah, aksi korporasi ini bisa memancing pelaku pasar masuk lagi.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Muhammad Nafan Aji menilai, koreksi IHSG belakangan ini masih wajar. Ini karena sentimen perang dagang, untung IHSG tak sampai menembus 6.085, kata Nafan, Kamis (29/3).

Dari dalam negeri, Bank Indonesia juga masih mengawal kurs rupiah. Saat ini, rupiah masih terjaga dan tak lebih dari Rp 13.800 per dollar AS. Ini merupakan sentimen positif yang bisa mempengaruhi indeks saham, tambah Nafan, yang memprediksi IHSG pekan depan naik dan bergerak di rentang support 6.085–6.055 dan resistance 6.293–6.335.

Sedangkan William memprediksi IHSG pekan depan melanjutkan penguatan. Titik support IHSG ada di 6.169 dan resistance di 6.219.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati