Isu lokal masih mendominasi IHSG



JAKARTA. Selama dua pekan ke depan, sejumlah isu domestik akan membayangi pasar saham Indonesia. Isu yang paling kencang dan menyita perhatian adalah Pilkada DKI Jakarta, 15 Februari 2017.

Bukan hanya DKI, di saat yang sama, setidaknya, 100 daerah lain di Indonesia juga serentak menggelar pesta demokrasi lima tahunan itu. Alhasil, pasar akan mencermati proses politik di Tanah Air.

Sejumlah analis yang dihubungi KONTAN berpendapat, Pilkada menjadi salah satu isu yang menjadi perhatian pelaku pasar. Ekonom Bank Central Asia David Sumual mengemukakan, perhelatan Pilkada, termasuk di DKI Jakarta, turut mempengaruhi arah pasar tahun ini. Apalagi jika Pilkada DKI berlangsung hingga dua putaran.


Tapi analis menilai investor tidak akan melihat calon dan figur pemenang. Siapapun pemenang Pilkada, termasuk di DKI Jakarta, investor tetap menerima hasilnya. "Yang penting Indonesia aman," ungkap Direktur Investa Saran Mandiri, Hans Kwee, kepada KONTAN, kemarin (5/2).

Berdasarkan data historis, selama peristiwa politik, IHSG justru menguat. Pada Pilkada DKI tahun 2012 yang berlangsung dua putaran, Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) justru menguat. Demikian pula saat Pemilihan Presiden (Pilpres) pada Juli 2014. Bahkan, saat Pilpres tahun 2009, IHSG melonjak hingga 14,63% selama Juli 2009, bulan di mana peristiwa politik itu terjadi.

Selain isu politik, investor akan menanti rilis sejumlah data ekonomi domestik pada pekan ini. Misal, rilis angka inflasi, produk domestik bruto (PDB), neraca perdagangan Indonesia serta data kinerja keuangan emiten di BEI sepanjang tahun 2016.

Analis Binaartha Parama Sekuritas Reza Priyambada memperkirakan, sebagian emiten mencatatkan pertumbuhan kinerja positif. Angka pertumbuhannya 5%, kecuali beberapa emiten yang mencatatkan pertumbuhan signifikan, seperti emiten konsumer, bank dan komoditas pertambangan.

"Laporan keuangan mixed, namun lebih baik sehingga pasar lebih terkonsolidasi dengan kecenderungan menguat," Hans menambahkan.

Secara umum, David menyebut kondisi perekonomian global masih belum pasti dan turut mempengaruhi pergerakan pasar. Pemulihan ekonomi di negara emerging market juga akan melambat. "Kemungkinan pertumbuhan baru dirasakan pada tahun 2018," prediksi David.

Pemulihan ekonomi tahun 2018 terutama didorong kencangnya proyek infrastruktur, penerimaan pajak serta dana repatriasi.

Hans memprediksi, pekan ini IHSG akan koreksi di support 5.294-5.228 dan resistance 5.380-5.400. Adapun Reza memprediksi IHSG bergerak di kisaran 5.420-5.460.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie