Isu politik tidak akan menggoyang bursa



JAKARTA. Menjelang pemilihan umum presiden pada 2014 mendatang, kekhawatiran muncul terutama soal pengaruhnya terhadap perekonomian Indonesia. Namun, tidak begitu terhadap perkembangan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Indonesia (BEI).Berkaca pada pilpres 2009 lalu, Direktur Utama BEI, Ito Warsito cukup yakin, IHSG tidak akan goyah seiring memanasnya nuansa politik dalam negeri. "Pada 2009, bahkan indeks tumbuh sampai 87%. Jadi, nuansa politik jelas tidak berpengaruh terhadap pasar modal," terang Ito ditemui wartawan di Jakarta, Kamis (7/2).Walaupun tidak ada pengaruh di tahun ini, Ito tidak yakin pertumbuhan indeks akan sama dengan yang terjadi pada 2009.Keyakinan Ito didukung oleh sikap para investor yang dianggap sudah semakin dewasa dan bisa memisahkan isu politik dan ekonomi. Oleh karena itu, Ito hanya melihat kinerja fundamental emiten lah yang akan paling berpengaruh terhadap indeks."Pastinya, investor juga melihat perkembangan ekonomi secara umum," tutur Ito.Pada perdagangan kemarin, IHSG berakhir positif pada pukul 16.00 WIB. Indeks tercatat naik 0,09% menjadi 4.503,148. Ini merupakan level penutupan tertinggi indeks di sepanjang sejarah.Menanggapi rekor ini, Ito menyatakan, tahun ini akan menjadi tahun rekor bagi BEI. Ito bilang, rekor IHSG ini didukung naiknya net buy asing.

Prediksi bullish untuk IHSGSehari kemarin, net buy asing mencapai Rp 2 triliun. Bahkan menurut Ito, secara year to date, net buy asing sudah mencapai Rp 10 triliun.Dengan rekor IHSG hari ini, Ito semakin optimis dirinya bisa membuat rekor-rekor baru lainnya. "Ya, saya di sini kan untuk membuat rekor," jelas Ito.

Pengamat Pasar Modal Jimmy Dimas Wahyu juga berpendapat sama. Menurutnya, isu politik tidak akan mengganggu kinerja indeks. Bahkan, dia sangat bullish dengan kinerja IHSG dengan target awal 4.800.


Menurutnya, ada sejumlah sektor yang dapat dijadikan pertimbangan oleh investor untuk tahun ini. Pertama, sektor keuangan. "Perkembangan sektor keuangan sangat baik di Indonesia," imbuhnya. Rekomendasi saham untuk sektor ini: BBRI dan BBCA.

Kedua, sektor properti. Dia menjelaskan, saat ini permintaan terhadap properti cukup tinggi termasuk kepemilikan asing bila telah disahkan. Adapun rekomendasi sahamnya: PWON, LPKR, dan CPIN.

Ketiga, sektor consumer goods. Alasannya, barang-barang konsumen selalu dibutuhkan produknya bahkan di saat terjadinya krisis. Apalagi penduduk Indonesia selalu bertambah. Saham yang dijadikan rekomendasi: UNVR, KLBF, dan INDF.

Keempat, sektor pertambangan. "Bila perekonomian AS, Eropa, dan China pulih, maka permintaan komoditas akan mengalami kenaikan lagi. Sehingga mining bisa menjadi kandidat kuat sektor yang bangkit setelah beberapa waktu terpuruk," jelasnya. Rekomendasi saham yang diberikan: ADRO, HRUM, dan INCO.

Nah, Jimmy juga mengingatkan, menjelang pemilu, situasi politik akan semakin memanas. Sebaiknya investor mewaspadai saham-saham yang memiliki afiliasi politik. "Khususnya yang paling banyak dan paling sedikit mendapat dukungan dari masyarakat," paparnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie