JAKARTA. Saham PT Medco Energi Internasional (MEDC) mengalami penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir. Di pasar saham beredar spekulasi kalau PT Pertamina bakal membatalkan pembelian saham MEDC. Pada penutupan hari ini, saham MEDC anjlok 3,68% menjadi Rp 3.275. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 3 November lalu. "Adanya berita tersebut membuat investor khawatir kalau Pertamina bakal memilih untuk membeli Energi Mega Persada (ENRG) ketimbang Medco," jelas Ikhsan Binarto, analis PT Indo Premier Securities di Jakarta kepada Bloomberg. Meski begitu, ada alasan lain yang turut mempengaruhi pergerakan saham MEDC, yakni penolakan pemerintah atas rencana Pertamina. Seperti yang diberitakan KONTAN sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menolak aksi Pertamina mengakuisisi 27,9% saham Encore Energy Pte. Ltd. (EEPL) milik Encore International Ltd (EIL). Parlemen menilai aksi Pertamina menjadi pemegang saham tak langsung PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) itu bakal merugikan industri perminyakan tanah air.
Isu tak jadi dibeli Pertamina, saham MEDC amblas 3,68%
JAKARTA. Saham PT Medco Energi Internasional (MEDC) mengalami penurunan terbesar dalam tiga minggu terakhir. Di pasar saham beredar spekulasi kalau PT Pertamina bakal membatalkan pembelian saham MEDC. Pada penutupan hari ini, saham MEDC anjlok 3,68% menjadi Rp 3.275. Ini merupakan penurunan terbesar sejak 3 November lalu. "Adanya berita tersebut membuat investor khawatir kalau Pertamina bakal memilih untuk membeli Energi Mega Persada (ENRG) ketimbang Medco," jelas Ikhsan Binarto, analis PT Indo Premier Securities di Jakarta kepada Bloomberg. Meski begitu, ada alasan lain yang turut mempengaruhi pergerakan saham MEDC, yakni penolakan pemerintah atas rencana Pertamina. Seperti yang diberitakan KONTAN sebelumnya, Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) menolak aksi Pertamina mengakuisisi 27,9% saham Encore Energy Pte. Ltd. (EEPL) milik Encore International Ltd (EIL). Parlemen menilai aksi Pertamina menjadi pemegang saham tak langsung PT Medco Energi Internasional Tbk (MEDC) itu bakal merugikan industri perminyakan tanah air.