JAKARTA. Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyebut seharusnya partai politik peserta pemilu menyodorkan solusi atas penciptaan lapangan kerja sebagai alat kampanye utama. Isu ini dianggap mampu meraih perhatian rakyat karena pemerintahan pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tidak mampu menjawab peliknya masalah lapangan kerja. Menurut Siti, semua parpol saat ini baru mengeluarkan jargon normatif tanpa ada solusi konkret. "Kita harus selalu sangsi untuk bertanya lebih detail lagi sehingga ketika mereka tahu kita cerdas, mereka tidak akan semena-mena pada rakyat," ujar Siti di diskusi bertema lapangan kerja yang diselenggarakan Center on Reform of Economics (CORE) di Jakarta, Kamis (27/3). Sebesar apa fokus parpol pada penciptaan lapangan kerja menunjukkan kesungguhan partai dalam memprioritaskan turunnya  tingkat kemiskinan dan pengangguran. Siti menilai Indonesia tidak akan butuh lagi dana bantuan sosial (bansos) atau segala bantuan temporer lain jika lapangan kerja bisa merangkul masyarakat luas. Sependapat dengan Siti, Ekonom CORE Hendri Saparini melihat setidaknya ada 3 indikator keacuhan parpol soal isu lapangan kerja. Pertama, belum ada satu pun parpol yang mencantumkan strategi komprehensif untuk menciptakan pekerjaan layak bagi bangsa. Kedua, pandangan ekonomi yang dilontarkan parpol, terutama soal kemiskinan dan pengangguran, masih sangat global. Ini menunjukkan betapa awamnya partai menganalisis kebutuhan masyrakat dari sudut pandang ekonomi. Parpol harus berani menyebut solusi untuk setidaknya mengurangi 18,3 juta orang yang menganggur di Indonesia pada 2013 lalu. Target solusi juga harus dilengkapi kerangka waktu agar bisa diuji implementasi dan efektivitasnya. Ketiga, tak ada pernyataan parpol mana pun yang menyinggung soal kebijakan fiskal bagi penciptaan lapangan kerja, semisal anggaran yang akan dialokasikan. "Saat ini hanya jargon saja, pro growth, pro job, pro poor. Tapi kebijakan pendukung nihil," pungkas Hendri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Isu tenaga kerja bisa jadi alat kampanye parpol
JAKARTA. Pengamat politik Lembaga Ilmu Pengetahuan Indonesia (LIPI) Siti Zuhro menyebut seharusnya partai politik peserta pemilu menyodorkan solusi atas penciptaan lapangan kerja sebagai alat kampanye utama. Isu ini dianggap mampu meraih perhatian rakyat karena pemerintahan pimpinan Susilo Bambang Yudhoyono tidak mampu menjawab peliknya masalah lapangan kerja. Menurut Siti, semua parpol saat ini baru mengeluarkan jargon normatif tanpa ada solusi konkret. "Kita harus selalu sangsi untuk bertanya lebih detail lagi sehingga ketika mereka tahu kita cerdas, mereka tidak akan semena-mena pada rakyat," ujar Siti di diskusi bertema lapangan kerja yang diselenggarakan Center on Reform of Economics (CORE) di Jakarta, Kamis (27/3). Sebesar apa fokus parpol pada penciptaan lapangan kerja menunjukkan kesungguhan partai dalam memprioritaskan turunnya  tingkat kemiskinan dan pengangguran. Siti menilai Indonesia tidak akan butuh lagi dana bantuan sosial (bansos) atau segala bantuan temporer lain jika lapangan kerja bisa merangkul masyarakat luas. Sependapat dengan Siti, Ekonom CORE Hendri Saparini melihat setidaknya ada 3 indikator keacuhan parpol soal isu lapangan kerja. Pertama, belum ada satu pun parpol yang mencantumkan strategi komprehensif untuk menciptakan pekerjaan layak bagi bangsa. Kedua, pandangan ekonomi yang dilontarkan parpol, terutama soal kemiskinan dan pengangguran, masih sangat global. Ini menunjukkan betapa awamnya partai menganalisis kebutuhan masyrakat dari sudut pandang ekonomi. Parpol harus berani menyebut solusi untuk setidaknya mengurangi 18,3 juta orang yang menganggur di Indonesia pada 2013 lalu. Target solusi juga harus dilengkapi kerangka waktu agar bisa diuji implementasi dan efektivitasnya. Ketiga, tak ada pernyataan parpol mana pun yang menyinggung soal kebijakan fiskal bagi penciptaan lapangan kerja, semisal anggaran yang akan dialokasikan. "Saat ini hanya jargon saja, pro growth, pro job, pro poor. Tapi kebijakan pendukung nihil," pungkas Hendri.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News