TAIPEI. Mayoritas mata uang Asia perkasa terhadap dollar AS pagi ini. Pada pukul 11.55 waktu Seoul, won menguat 0,3% menjadi 1.137,65 per dollar AS. Sementara itu, dollar Taiwan menguat 0,5% menjadi NT$ 29,382, yuan China menguat 0,07% menjadi 6,2994, dan peso Filipina menguat 0,1% menjadi 42,632. Di negara lainnya, ringgit Malaysia dan baht Thailand tak banyak berubah di level 3,0595 dan 30,95. Sedangkan rupiah bergerak stabil di posisi 9.192. Keperkasaan mata uang Asia juga tercermin dalam Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang naik untuk hari ketiga. Penyebabnya, pernyataan Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke yang memberikan sinyal untuk kembali meluncurkan pelonggaran kebijakan tambahan jika dibutuhkan. "Kemungkinan dilaksanakannya quantitive easing ketiga masih menjadi pertimbangan bank sentral. Hal ini akan menyokong pergerakan mata yang Asia ke depannya," jelas Chua Hak Bin, ekonom Bank of America Merrill Lynch di Singapura. Sentimen lainnya adalah data ekonomi Korea Selatan yang berhasil mencatatkan kenaikan tertinggi pada tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Isu the Fed dan Korsel sokong gerak mata uang Asia
TAIPEI. Mayoritas mata uang Asia perkasa terhadap dollar AS pagi ini. Pada pukul 11.55 waktu Seoul, won menguat 0,3% menjadi 1.137,65 per dollar AS. Sementara itu, dollar Taiwan menguat 0,5% menjadi NT$ 29,382, yuan China menguat 0,07% menjadi 6,2994, dan peso Filipina menguat 0,1% menjadi 42,632. Di negara lainnya, ringgit Malaysia dan baht Thailand tak banyak berubah di level 3,0595 dan 30,95. Sedangkan rupiah bergerak stabil di posisi 9.192. Keperkasaan mata uang Asia juga tercermin dalam Bloomberg-JPMorgan Asia Dollar Index yang naik untuk hari ketiga. Penyebabnya, pernyataan Pimpinan the Federal Reserve Ben S Bernanke yang memberikan sinyal untuk kembali meluncurkan pelonggaran kebijakan tambahan jika dibutuhkan. "Kemungkinan dilaksanakannya quantitive easing ketiga masih menjadi pertimbangan bank sentral. Hal ini akan menyokong pergerakan mata yang Asia ke depannya," jelas Chua Hak Bin, ekonom Bank of America Merrill Lynch di Singapura. Sentimen lainnya adalah data ekonomi Korea Selatan yang berhasil mencatatkan kenaikan tertinggi pada tahun ini. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News