Isuzu rambah pasar bus medium



MALANG. Bisnis transportasi  yang terus tancap gas seiring dengan makin maraknya pembangunan jalan tol membuat PT Isuzu Astra Motor Indonesia berani melansir bus tipe medium di pasar Indonesia dengan sandi Isuzu NQR 71.

Johannes Nangoi, Vice President PT Isuzu Astra Motor Indonesia bilang bus tersebut memang menyasar pebisnis pariwisata juga pebisnis transportasi yang butuh bus komuter atau shuttle bus. "Jumlah permintaan bus medium makin besar," katanya usai peluncuran Isuzu NQR 71 kemarin  (4/2).

Boleh dibilang ini adalah produk bus Isuzu pertama di pasar Indonesia. Selama ini pabrikan asal Jepang ini baru memiliki kendaraan komersial penumpang berupa Isuzu Elf dengan kapasitas 12 - 15 orang.


Melihat potensi bisnis yang ada, mereka pun menyasar segmen kendaraan berpenumpang antara 30 sampai 35 orang.

Lewat produk ini, Isuzu mengincar proyek peremajaan bus dalam kota seperti Kopaja dan Metromini. Ia menghitung saat ini Metromini akan meremajan sekitar 4.000 unit bus dan Kopaja sebanyak 3.000 unit. "Kami ingin mengincar 50% dari total peremajaan kedua perusahaan tersebut," timpalnya.

Setelah melihat potensi pasar, Isuzu optimistis bisa menargetkan penjualan sebanuyak 600 hingga 1.000 unit tahun ini. "Kami juga ingin membidik pasar bus di kota lain seperti adanya Trans Lampung," tambah Tonton Eko, Product Marketing Development Head Isuzu Astra Motor.

Tonton bilang, bus berharga Rp 299  juta ini sudah dipesan sebanyak 50 unit.  Sementara, tahun lalu perusahaannya  telah menjual 15 unit di Bali untuk uji coba.

Dengan adanya peluncuran bus medium ini, Isuzu mematok pangsa pasar sekitar 15% di kelas kendaraan komersial medium. Sedangkan, target total penjualan Isuzu di Indonesia sebanyak 38.000 unit di tahun 2013, naik 14,57% dari total penjualannya tahun lalu sebesar 33.165 unit.

Isuzu juga berencana  memperbesar kapasitas produksi. Saat ini mereka sedang membangun pabrik kedua di Karawanag dengan kapasitas 80.000 unit per tahun. Saat ini kapasitas pabrik Isuzu baru 35.000 unit per tahun.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Markus Sumartomjon