Italia dukung rencana Belt and Road Initiative China



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Italia mendukung rencana ambisius China Belt and Road initiative (BRI). Dukungan tersebut ditandai dengan penandatanganan beberapa proyek kerja sama oleh Presiden China Xi Jinping dengan Deputi Perdana Menteri Italia Luigi Di Maio, Sabtu (23/3).

Mengutip Reuters, Minggu (24/3), Di Maio bilang nilai kerja sama awal tersebut mencapai 2,5 miliar Euro atau setara US$ 2,8 miliar. Sementara secara total Di Maio bilang nilai kerja sama ini berpotensi meningkat hingga 20 miliar Euro.

Beberapa kerjasama penting misalnya terjadi antara Bank pelat merah Italia Cassa Cassa Depositi e Prestiti (CDP) dengan Bank of China. Melalui kerja sama ini, CDP akan merilis obligasi bertajuk Panda Bonds di China dengan nilai mencapai 5 miliar Renminbi atau setara US$ 744,5 juta di mana tahap pertama penjualan akan dimulai minggu depan.


Kemudian kedua bank ini juga akan melakukan pendanaan bersama (joint financing) kepada perusahaan Italia dengan nilai total mencapai 4 miliar Renminbi.

CDP dan perusahaan gas Italia Snam juga telah bergabung dengan 120 negara lainnya dalam menandatangani MoU dengan Chinese Silk Road Fund (SRF) dalam proyek BRI. Snam dan SRF berencana akan membangun beberapa proyek berbasis gas alam seperti fasilitas penyimpanan, infrastruktur LNG, dan pembangkit biometana.

Kemudian ada pula perusahaan baja Italia Danieli yang akan membangun pabrik di China. Ansaldo Energia yang akan bekerjasama dengan China United Gas Turbine untuk mengembangkan teknologi gas turbin dan masih banyak lagi.

Sayangnya, beberapa negara utama rekan bisnis Italia di Uni Eropa justru mengecam kerjasama ini. Apalagi Amerika Serikat yang tengah melancarkan perang dagang dengan China.

Alasannya, dukungan Italia sebagai poros ekonomi Barat justru akan memberikan akses teknologi, dan transportasi penting bagi China.

Presiden Prancis bahkan curiga kerja sama China-Italia ini tak murni soal perdagangan. Sementara Amerika menilai kerja sama ini bisa bikin kekuatan militer China makin kuat, lantaran bisa memata-matai kepentingan poros barat.

Bahkan suara sumir juga datang dari pemerintahan Italia sendiri, Deputi Perdana Menteri Italia lainnya Matteo Salvini bilang kerja sama ini berpotensi membuat china mengambil alih pasar Italia.

Terkait hal tersebut Di Maio bergeming. Kerja sama dengan China justru bertujuan untuk kembali mengerek ekonomi negaranya. Di Maio bilang, Italia tak juga aka melepas kerja samanya dengan Uni Eropa, dan Amerika sebagai rekan bisnis utamanya.

Namun, tanpa tedeng aling-aling, ia menyebut bahwa pemerintahan Italia mesti memprioritaskan dirinya terlebih dahulu dibandingkan rekan bisnis mereka.

“Hari penandatanganan ini merupakan hari penting bagi produk asli Italia, bagi perusahaan asal Italia, dan bagi negara kami sendiri,” kata Di Maio.

Editor: Yudho Winarto